Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Rabu, 02 Februari 2011

Putus Asa

Putus asa adalah sesuatu yang salah,

karena walau bagaimanapun Allah tidak suka pada hamba yang suka mengalirkan "putus asa" dalam detak jantung nya, apalagi kalau aliran itu masuk ke celah rintangan hidup.

Apa yang di harapkan? p e r c u m a . . .

semua nya sia-sia..

korupsi waktu..

usiapun terbuang tanpa makna..

Yang ada, derita kan menerka..

Bagai sang cicak menerka nyamuk

tak berdaya...

tak berarti...

Itukah yang di harapkan?

Apa yang di harapkan dari sebuah rasa putus asa..

Memang, itu terjadi bukan karena kehendak

semua nya bertamu ketika hati hampa di selimuti oleh gelora kecewa..

Tapi apakah itu jalan yang tepat?

Salah, salah, itu salah, salah besaaar!

Apa kau pikir setelah jalan itu ada yang akan datang adalah lebih baik?

Lebih baik lagi?

Nol Besar !

Pikiran seperti itu hayalah sebuah memori rusak

Kenapa tidak di buang saja memori itu?

Biarkan memori itu berkarat bergesek angin

Biar rusak serusak rusak nya...

Kan lebih baik jika kita berlari

Semangat tinggi menjadi sandang

menerka arti dari deburan ombak

yang saling berkejaran..

Mulailah mencari memori baru..

Biarkan semuanya berlalu

Berlalu bagai air, yang terus mengalir

dari hulu ke hilir..

Bukankah lebih indah...

Optimal lebih pasti..

Kenyataan tak bisa di pungkiri

Jalani dengan ikhlas

Semua nya kan berlalu

Sepert hal nya bermula..

Menyerah dan kecewa kadang hadir begitu saja

Tapi jangan sekali-kali kata putus asa terukir di dada

Serahkan semua nya pada Allah..

Karena hanya Allah lah yang bisa melakukan segala sesuatu nya

bahkan yang menurut kita itu adalah sesuatu yang mustahil..

Allah tidak akan memberikan beban di pundak hambaNya melebihi kemampuan hambaNya

Allah jualah yang mengerti kan semua..

Allah kan memberikan yang terbaik tuk hambaNya..

Sungguh jikalah Allah menyukai dan mencintai suatu kaum,

maka Dia kan memberi cobaan kepada kaum itu,

sebagai bukti kecintaanNya...

(tertulis 5tahun yang lalu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar