Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Kamis, 03 Februari 2011

Menikmati proses

Sebenarnya yg harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Allah Swt yang akan menetapkaan hasil.

Dalam berproses, kita punya kewajiban untuk menjaga dua perkara dalam aktivitras keseharian, yaitu selalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan ikhtiar yang dilakukan. Selebihnya terserah Allah Swt.

Seperti para mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agama. Sebetulnya bukan kemenangan yang terpenting bagi mereka, karena menang kalah itu akan dipergilirkan kepada siapa pun. Namun yang paling penting baginya adalah, bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena Allah dan selama berjuang itu akhlak nya juga tetap terjaga. orang seperti ini, ketika dapat mengalahkan lawan seperti mendapat pahala dan kalau pun terbunuh berarti insya Allah menjadi syuhada

ketika berdagang dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukan berapa keuntungan penjualan itu. Uang itu ada jalurnya, ada rezekinya dari Allah, dan semua pasti mendaapatkannya.

kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yang di dapat, maka akan mudah sekali bagi Allah untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Bisa saja kita ditimpa musibah atau bencana, hingga akhirnya untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.

Alhasil, yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar adalah prosesnya. misal bagaimana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agar tidak pernah ada satu miligram pun hak oraang lain yang terambil oleh kita. Bagaimana ketika berjualan itu, kita tampil penuh keraamahan dan penuh kemuliaan akhlak , bagaimana ketika sedang bisnis, benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat waktu dan janji-janji kita penuhi.

ketika kuliah bagi para pelajar. Kalau motivasi kuliah hanyaa untuk menikmati hasil atau hanya ingin mendapatkan gelar, bagaimana jika kita ditakdirkan meninggal sebelum wisuda? Apalagi kita tidak tau kapan kita meninggal.

Oleh karena itu, yang paling penting dari perkuliahan:
TANYA DULU PADA DIRI, APA TUJUAN KITA KULIAH?
kalau hanya ingin mencari isi perut?

Kata Imam Ali,
"orang yang hanya pikirannya hanya pada isi perut, maka deraajat dia tidak akan jauh beda dengan yang keluar dari perutnya".

Begitu pula ketika seorang ibu mengandung dan akan memiliki anak. Amatilah prosesnya. mengandung sembilan bulan, kemana-mana membawa beban diperutnya, tidur susah, berbaring dulit, berdiri berat, jalan juga limbung. Masya Allah.... kemudian saat melahirkannya pun bertaruh nyawa. padahal setelah si anak lahir belum tentu membalas budi.

Bisa kita ingat-ingat, perjuangan ibu melahirkan kita sekuat tenaga, setelah lahir selalu merepotkan, buang air kecil n besar harus selalu dibantu. Saat masuk sekolah harus di antar jemput, ditunggu, cengengnya luar biasa, di SD gak mau belajar, tiba di SMP mulai genit, ingin menrik perhatian, ketika di SMA mulai coba-conba jatuh cinta.

Bayangkan, kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak ikhlas. Maka akan sangaat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu-bapaknya. Bayangkan pula saat menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capeeeeeek setengah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, na`udzubillah, apa yang kita lakukan?

Mungkin, dengan menikmati proses nya dengan tidak berpikiran apakah anak mau membalas budi atau tidak, insya Allah tuh kalau ikhlas pasti tidak akan rugi. Rezeki kita bukan sebatas berupa apa yang kita dapatkan , tetapi apa yang dapat dengan ikhlas kita dapatkan.

Berjuanglah untuk menjadi orang yang gemar menikmati proses agar hari-hari yang kita lalui ini menjadi ladang perjuangan untuk menjadi ahli Shabar, mampu mengendalikan hawa nafsu, sehingga hawa nafsu yang kita miliki dirahmati AllahSwt. Wallahua`lam bisshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar