Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Selasa, 01 Februari 2011

Selamat jalan teteeeh :')

Pagi itu, kurang lebih lima tahun yang lalu. Matahari masih malu-malu menampakan dirinya. Aku yang terbangun dini hari mulai bergerak seperti biasanya. Ada yang berbeda di hari itu. yaaaaa sangat berbeda...
Hari itu dimana berubahnya status orang yang aku sayangi, berubah dari perawan menjadi sudah menikah

Oke, dia kaka angkat perempuan ku nama nya ka Feni, aku biasa memanggilnya 'te dede'.. yup, kalau di tanya kenapa aku memanggilnya begitu, jawabannya, karena dirumah dia dipanggil 'dede'(lantaran anak bungsu), jadilah te dede. Agak aneh mungkin yah. sedah teteh ditambah dede, haha. Aku sayang dia, banyaaaak pelajaran yang aku dapet dari dia, aku menganggap nya kaka ku sendiri..
ta
Kita tinggal bersebelahan, na
mun aku mengenal nya semenjak SD. Entah kelas berapa waktu itu, aku lupa untuk mengingatnya. okey, mungkin karena dia sibuk dengan sekolahnya, jadi jarang bgt liat dia. Hubuangan kami semakin dekat ketika salah seorang sepupuku menikah dengan kaka laki-laki dia..
wow, senang sekali karena kita jadi terikat saudara
aku yang mengenalnya di bangku SD, dan dia yang sedang ancang-ancang menyusun skripsinya di UNILA
dan kemudiaaan,, taraaaaaaaaaaa ada kabar dia akan segera di wisuda

akupun datang di wisudanya kala itu..

okay, bukan itu yang mau aku ceritakan, Aku turut bahagia mendengar dia menikah..
wajah ku mengekspresikan kebahagiaan kala itu,
namun mungkin tidak untuk hatiku... Di dalam hati yang paling dalam, seperti nya rasa ketakutan karena kehilangan pun datang, sedih
.
kenapa? karena aku tau mereka akan pindah rumah dari sini. ke Lampung, pulau seberang sana, yang cukup jauh dari sini, tempat ku.

Calon suami nya bernama ka 'Suandi'. Orang nya baik, bijaksana, Tapi yah rada-rada usil cocok untuk jadi kaka yang baik, aku sudah mengganggap dia sebagai kaka ku sendiri sampai saat ini.

Baiklah, aku mulai menata hati sedemikian apiknya, menata hati untuk terlihat bahagia, serapih mungkin aku sembunyikan segenggam kesedihan ku...

di hari itu, sekitar pukul 09.00 pagi. Matahari mulai terlihat gagah, aku pikir, aku antonim dari kegagahalnya. rasanya lemaaaas sekali untuk berjabat dengan hari itu..

aaaaagh
, teriak kua dalam hati. Sedih
aku tidak semestinya seperti ini.
Dia akan baik-baik saja dan bahagia bersama suaminya di tempat baru nya nanti. haru

hmm
Ku mulai langkah pagi itu dengan senyuman. Senyuman hangat ku antara senang dan sedih, antara hati dan wajah.."haloooooo, kamu harus kasih hari yang terbaik buat dia, setidaknya untuk hari ini". Bisikan hati ku

okeeeeeeeeee, ku mulai menata senyuman ku, ku buat sesimetris mungkin, tapi memang ini bukan di buat-buat. Sebisa mungkin aku ciptakan dari hati. Untuk nya, kaka tersayang. haru

Prak prak prak dum prak dum prak..
Suara rebana bertalu indah mengiringi pengantin..
Aku hadir di tempat penuh haru bahagia itu, ku saksikan dengan hikmat.
Sehikmat pakaian jubah hitam ku, dan sepatu putih yang kupakai, ku kepak-kepakan ke tanah..

Aku mulai duduk manis di samping sesepuku yang bernama Indana,
Sangat manis kurasa, duduk diantara banyaknya tamu undangan..
kami menjadi saksi terucap nya ijab itu..

"Saya terima nikahnya..bla bla bla"
aaaaaaaaaaaaght, hatiku, kenapa hatiku begini mendengar kata-kata itu,
seperti jembatan panjang nan kokoh menjadi runtuh terkena angin dahsyat entah yang datangnya dari mana.
Sedih...


"Sah, sah saaaaaaah"
pelaminan menggema dengan kata-kata itu,
ingin rasanya menangis saat itu juga.
isakan hati ku tenggelam dengan suara-suara bahagia tamu undangan..

MC pernikahan mempersilahkan untuk memberi selamat kepada sepasang pengantin baru..

Mulailah satu persatu naik ke atas mimbar memberi selamat, berbagi kebahagian.

Aku? Aku hanya tetap diam. Seperti seoranga yang bisu, terpaku.
Terpaku dengan paku yang sangat besar menancap di kepalaku..

Sekilas pikiran ku kosong,
laluuuu
"hei, diem aja, ayuk berdiri dari situ, kita beri selamat", Suara Indana membangunkan aku dari kekosongan.

aku sebentar saja memandangnya,

kemudiaaaaan,
"Fi, sedang apa kamu masih duduk disitu? lemas sekali. Kamu baik2 saja bukan?"

Aku jawab pertanyaannya dengan senyuman semu ku..

Dengan sangat kilat dia tarik tangan ku,
"ayouuuk, berdiriiii", Teriak nya

"iyah iyah", jawab ku

oke, aku tidak seperti ini seharusnya,
aku harus bangkit dari kursi ini, dan melihat wajahnya lebih dekat lagi, wajah kaka ku.
haru

Ku mulai bangkit dari duduk ku, yup bangkit.
suliiiiiiiiiiiit sekali, entah mengapa rasanya badan ku seperti terkena lem kuat sehingga sangat lengket untuk di lepaskan.

-Berdiri-


Indana : "fi, kok masih berdiri? ayook buruaaaaan, laper nih".

aaaaaaaaght
, kata-kata itu memaksaku untuk melangkah..

"Satu langkah, yah satu langkah", gumamku dalam hati.
(kaki mulai ku langkahkan, kanan.. kemudian.. kiri..)
Terdiam lagi..

Indana : "zzzzzz lamaaaaa". ( mulailah tangan nya terbang menggenggam tangan ku).

"iyaaaah deeeeeh". Celetuk ku

okay, fifiiii kamu BISA! kamu bisa melangkah lebih jauh lagi..
yah, lebih jauh lagi..

satuu, duaaaa(dua langkah sudah.
Lemas), tigaaaa (ambil nafas panjaang). okeee aku kuat.
satu langkah lagi, yaaaaa satu langkah lagi, ayoooooo..

tiba-tibaaaa...

BRug (aku lunglai, ambruk)
kaki ku tersangkut got yang awal nya tertutup rapat.
Aku pun tidak habis pikir mengapa got itu bisa terbuka..

aaaaaaaaaaaaaagh
saaakiiiiiiiiiiiiit, kaki ku sangat sakit ku rasa,
namun sakit itu tak ku hiraukan lagi setelah ku sadari seperti beratus pandangan jatuh ke hadapan ku, kuliat di wajah mereka, banyak tanya. sangaaaat banyak..
Aku balas pertanyaan dari wajah mereka itu dengan senyuman termanis ku.

maluuuuuuuuuuuuuuuuuuuu..
Ingin teriak rasanya..

Aku masih terjatuh duduk disitu,
ku sembunyikan kaki ku yang tersangkut disitu dengan jubah hitam ku,

aku hanya berucap tak apa-apa ketika pertanyaan di lontarkan kepada ku.
haha mereka tak menyadari kaki ku tersangkut.
Dan aku terjebak disitu. terjebaaaaaaaaaaaaaak. terjebak seperti hati ku yang terjebak karena kehilangan.

kaki ku gerak-gerakan, berharap kaki ku bisa keluar dari lubang got kecil itu.
Gesekan akibat gerakan yang kulakukan menambah sakit.
atak lama, akhirnya aku berhasil mengeluarkan kaki ku.
sepatu yang awal nya putih bersih dan cantik, kini berubah hitam, lusuh, dan bauuuuuuu.

haha, sepatu kiriku berubah warna..
hitaaaaaaaaaaaaaam, dan bau!
aku tutupi sepatu putih ku dengan jubah hitam ku..





teteeeh, aku sayang teteh,
hingga kini, dan nanti....
Rasa sayang ku, tidak akan pernah berubah dari yang dulu, dulu..
Aku tau pada kenyataaannya kita sangat jauh sekarang, terbatas oleh tempat dan waktu..
tapi hati ku, hati ku tetap ada untuk teteeeh..
teteh yang menginspirasi aku untuk menjadi seorang penyalur ilmu,
dari teteh, seorang guru yang sangat cerdas, manis, dan penyayaaaang, aku sukaaaaa.
aku bayak belajar dari teteh, sangaaaat bnyak..
terima kasih ku atas kasih sayang yang teteh kasih buat aku.
buat pemberian yang teteh beri hanya untuk aku, buat ikatan persaudaraan yang kuat ini, akan aku jagaaa.
Anak mu "Ahmad Wildanummukhalladun Al-Bantani"
semoga aku bisa mencurahkan kasih sayang ku untuk nya seperti apa yang teteh
kasih untuk ku ..






Tidak ada komentar: