Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Kamis, 16 Februari 2012

Berpisah (Lagi)














"Bismillah..
Ukhti mulai pekan depan ini kaian liqo dengan murabbiyah yang baru.
InsyaAllah sabtu ini liqonya.
Semoga kalian bisa lebih baik dengan MR yang baru.
Hafalannya digencarkan juga lebih giat lagi biar IPnya naik.
Berikan konstibusi yang terbaik untuk dakwah..
Maafin te ya selama 1 tahun ini belum bisa kasih apa-apa ke kalian. kalian adalah guru pertama untuk te.
Te sayang kalian karena Allah."
16 Februari 2012, 12:42.

Tidak terduga, akhirnya sampai juga pesan singkat itu pada ponselku tengah hari tadi.
Rasanyaaaa Ah ya! hari ini kondisi fisik bisa di bilang buruk.
Berasa kurang nyaman ketika berjalan. Kepala pening dan penglihatan sedikit kabur (remang-remang). Tapi ini bukan bicara tentang kondisi fisikku. Tapi lebih terhadap rasa..

Hari ini, mungkin Allah bilang aku harus istirahat di atas kasurku. Memberikan nafkah jasmani.
Setiap berdiri rasanya ingin ambruk.
Yah! Alhamdulillah Allah, untuk hari yang romantis ini KAU berikan semuanya sangat sempurna.

Aku, sebenarnya sangat benci dengan perpisahan.
Aku, yah aku!
Tapi disisi lain aku sayang cinta.
Ini membuktikan bahwa kehilangan merupakan rasa dimana kita tahu bahwa kita benar-benar sayang.


Teruntuk dia yang mengirimkan pesan singkat itu untukku.
Tanpa aku minta dan aku suruh, air mata bergelinangan di pelupuk mata dan satu persatu butirannya jatuh.
Aku tidak akan menangis kalau bukan karena hal yang aku cintai.
Dan nyatanya aku cinta kamu!

Ini bukti aku cinta,
ini bukti aku sayang,
"Aku sayang teteh karena Allah"
Satu pernyataan ini pernah aku ucapkan langsung padamu.
Ingatkah? Ini tulus apa adanya teteh :')

Aku tau, mungkin ini akan terjadi pada kita,
kita akan menempuh hidup masing-masing,
dimana tidak ada aku dan teteh.
Mungkin memang kita gak akan pernah bareng-bareng lagi.
Tapi serpihan yang ada di hati aku, tetap berbekas sangat nyata.

Disini. letaknya sangat dalam.
Karena bagaimana tidak?
Teteh udah banyak kasih aku pencerahan,
teteh udah banyak kasih ilmu.
Teteh selalu mau denger setiap aku mau cerita banyak hal, termasuk semua keluh kesah aku..
Ini mungkin sangat berat.
Tetapi jika melihat kehilangan dari segi yang ditinggalkan,
aku jauh lebih bahagia, karena aku tahu teteh akan baik-baik aja.
Allah akan ada selalu buat teteh.

Aku masih ingat jelas, dulu teteh bela-belain nunda pulang nemenin aku seharian cuma buat dengerin aku cerita. Aku makasih banget buat yang satu ini tee.
Lapangan UNTIRTA, tepatnya di bawah pohon dekat gedung fakultas ekonomi. Yah! aku masih jelas ingat itu.
Aku cerita panjang lebar dan teteh senyam-senyum denger semua keluh kesah aku. Aku teriak-teriak mengekspresikan rasa. dan teteh dengan polosnya bilang, "Kamu ini kayak orang gila galau begitu." hahahah yah! spontan aku ketawa-ketawa gak jelas sendiri. Mentertawakan diri sendiri. Aku sadar waktu itu aku sedang tidak beres. Tertawa getir!

Aku juga masih ingat, untuk kisah berbeda tetapi masih dalam hal rasa yang mirip. Aku cerita ini itu, panjang lebar.
Aku berani cerita segala halnya karena aku sangat percaya dengan teteh, aku percaya teteh bisa kasih sedikitnya solusi buat nentramin hati aku waktu itu.
Dan ketika tangisku pecah di penghujung hari itu. Teteh peluk aku, dan mengusap-usap punggungku. Aku terisak sangat keras, dadaku naik turun. Emosiku pecah berupa jerit. Jerit tertahan.
Tetehpun bilang, "Yang sabar, kamu keliatan jelek nangis kayak gini."
Dengan tangisan yang aku rasa aku memang sangat-sangat terlihat jelek dan konyol, bagaimana tidak? Menangis diselingi tertawa dan nyengir.
Ah tidak! aku tidak mau mengingat itu lagi. hahaha

Makasih teteh, makasih untuk segalanya. Makasih udah mampir dihidup aku. Aku tahu kita memang berjodoh untuk saling mengenal satu sama lain. Allah sudah menuliskan tentang ini.
Tentang sebab akibatnya.

Dan teteh tau, sekarang aku telah baik dari masalah yang dulu.
Sekali lagi terimakasih untuk segalanya teteeeeh..
Semoga Allah selalu mengikatkan hati-hati dalam cintaNYA:')




Klik link di bawah ini :
Cinta Karena Allah
Mencintai dan berpisah karena Allah




















Selalu belajar mencintai dengan berani dan berani mencintai.

Landasannya karena Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar