Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Jumat, 08 Juli 2011

Notes WS (1)

sahabat, kita sering resah ketika hidup terasa begitu sulit mempertemukan kita dengan sebuah rasa bernama bahagia, hingga sering sekali akhirnya kita memilih untuk menangis. kita sering gelisah saat cita-cita terasa begitu jauuh dari jangkauan tangan-tangan kita yang berbatas, kita bahkan resah saat apa yang kita lakukan seolah tiada pernah terlihat dimana akan berujung, dimana akan bermuara, perjuangan yang pernah kita katakan sebagai sebuah kerja tanpa henti.

hanya, keresahan itu nyatanya hanya terbatas pada keresahan diri yang tak merasa bahagia, kepayahan diri yang lelah mengejar cita-cita, atau bahkan sebatas kekecewaan atas keinginan yang tiada pernah berwujud.

lihat lebih lagi, benarkah kebahagiaan itu hanya kepunyaanmu?sehingga yang membuatmu resah dan gelisah adalah ketika kau yang tak bahagia..

sementara saat jutaan jiwa menghiba, menangis, meratap..berserakan diluar sana. nyatanya kita tetap dapat hidup dengan nyaman, tanpa tertitipi sedikitpun resah, untuk turut andil dalam derita mereka.

mereka yang bahkan tidak punya mimpi, karena bagi mereka, semua ini adalah kenyataan yang harus dijalani.

namun, mereka juga punya keinginan..untuk menjadi seseorang..

seorang dokter..

seorang insinyur..

seorang pilot..

bahkan seorang presiden.

tapi, mereka cukup tahu diri untuk menjadikan keinginan itu bukan sebagai impian yang harus dikejar, mereka sadar bahwa jalan untuk mewujudkan keinginan itu bukanlah hal yang mudah

maka

mereka pun menjalani hidup apa adanya,

sekolah bagi mereka juga suatu barang yang sangat mewah..

mie instan dan telur adalah yang sering ditemui perut-perut mereka.

tapi mereka lebih memilih untuk tersenyum dari pada menangis, karna hidup mereka bahkan terlampau pilu untuk dihias dengan tangis dan ratapan..

karna ibu yang tiada lagi di dekatnya, entah karena gila, entah karena dipanggil tuhan, entah ayah yang tiada pernah lagi mengusap rambut2 mereka yang memerah, entah karena pergi, entah karena tak ingin kembali ..

lantas apakah memang kebahagiaan itu bukan milik mereka, hingga kita enggan membagi bahagia yang kita punya? padahal tuhan menempatkan kita di atas satu tanah..

:'D

Notes by : Qika LUbis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar