Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Sabtu, 07 April 2012

Bersama Moena dan Ivas










IBARAT KAKTUS

Ku tinggalkan kaktus ini khusus untukmu
Dengan pesanan : ia mudah hidup

Biarpun berhari-hari kau biarkan tuntas
Ia kan tetap besar berkecambah
Karena ia belajar bernafas dari gersang tanah
Asalkan setiap kali kau melintasi

Lemparkan senyummu disini
Tahulah aku, kau sayang padanya
Kuhadiahkan kaktus yang masih kecil ini kepadamu
Perihalarah dengan kemanjaan dan perhatian
Biarpun ia pasu bila tiba waktu
Ia akan remaja dan dewasa
Tajam durinya lambang kemurnian hatimu

Sahabat, kalau kaktus itu aku
Sudikah kau senyum dan tukarkan pasu?
Sedangkan kau tahu duriku
Akan melukakan jarimu

Lalu tidak lagi kurasakan sentuhan
yang tinggal mungkinlah perhatian
Menjadi baja menyuburkan perhatian




aaaaa, makasih buat Moena dan Ivas, puisinya romantis banget. Walau pas gw tanya siapa yang bikin puisi kalian bales nyengir-nyengir kuda. Dari manapun puisi ini kalian dapatkan ;P

Yang gw tangkap, isinya mewakilkan apa yang mau kalian sampein ke gw. Dengan dua pot berisi kaktus. Gw terkejut luar biasa. Rasanya tiap gw liat kedua kaktus itu gw langsung senyum-senyum sendiri. Kaktus-kaktus itu seperti nyihir gw buat senyum. :)
Terlebih satu mading berisi ucapan-ucapan tem
an-teman kecil dan foto-foto di bawahnya.
Ini bagus sayang.
Makasih buat segalanya. Makasih buat sejauh ini kalian jaga baik-baik dengan apiknya hubungan diantara kita bertiga. Gw selalu berharap, Allah selalu jaga kalian. Dan gw yakin Allah selalu jaga kalian :')


Dan taraaaaaaaaaaaaaaaaaa, donat kejutan di pagi hari dari kalian. Co cwiiiiiiit. Tau aja gw suka donat :D
Jadi inget pas ngunjungin rumah moena di suguhin donat. Gw ambil donat cokelat. Berlumuran cokelat deh pokoknya. Enaaaaak banget. Ampe berantakan makannya. Ops! hahaha Mungkin gara-gara itu kalian bawain donat pagi-pagi ke kamar gw :D



Disepanjang pertemuan, topik kala itu. "20 Tahun, tua yah? Malu belum bisa mandiri." Merenung.

Sob, kita sedang berproses. Kita nikmatin step by step.

Dan di pertemuan itu, gw bener2 terkejut denger pengakuan Ivas yang mau pindah kerja ke Sukabumi. BUUG! Seperti benturan keras denger kabar itu. Karena itu artinya kita bakal jarang ketemu. Untuk kalian yang lebih dari sekedar berharga bagi gw :'(

Semoga silaturahmi kita tetep apik sampai nenek-nenek, dan bersama sampai dikehidupan berikutnya. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar