Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Jumat, 02 Maret 2012

Jadilah seperti Umar Bin Abdul Aziz

2 Maret 2012.
Saya banyak di koment hari ini.
Kata SAPELA nih,
Ada yang bilang cerewet, banyak omong, ada juga yang bilang saya lagi seneng. haha lucu juga sepertinya.

Rame, yah mungkin hari ini emang saya berisik banget. Enggak tau deh kenapa, yang jelas lagi pengen rame, lagi pengen cerewet, lagi pengen berisik. :D

Pesan singkat saya kirim ketika sampai di rumah untuk sebagian anak sapela yang menemani saya dikampus hari ini.
"Makasih untuk kalian yang udah nemenin Fitri hari ini.
Maaf kalau hari ini fitri emang berisik. Cuma mau ngeluapin sesuatu. Rasanya plong banget bareng-bareng kalian di kampus. Makasih semuanya." Kurang lebh seperti itu bunyinya.

Kalau emang di bilang cerewet, tapi emang bener sih lagi bener-bener cerewet banget, banyak omong juga iya. Adaaaaaa aja kayaknya yang di omongin. Sampe-sampe ada yang bilang lagi seneng. Aaaaaaaaaaaaa kalau lagi seneng sih kayaknya enggak juga. Malah sebaliknya. Lagi sedih ceritanya meh. Cuma di luapinnya pake cara unik kali yaaaa, pasang muka sumringah terus cerewet. hahaha

Salah satu anak sapela share ke saya akhirnya setelah saya bilang kalau saya sebenrnya lagi sedih. Lagi keinget dosa.
Dia tanya, Pernah baca kisah Umar Bin Abdul Aziz?

saya jawab, belum pernah. Dan akhirnya dia menjelaskan singkat kisahnya.

Umar Bin Abdul Aziz adalah ccit dari Umar Bin Khattab. Ia adalah pemimpin adil yang tidak mau memiliki dunia meski dunia telah ada di genggamannya.
Sewaktu kecil, Dia membuat ibunya terkejut di karenakan ibunya melihat Dia menangis di kala malam, lalu ibu Umar bertanya, "Kenapa Adinda?"
Dan Umarpun menjawab Aku takut kepada Allah ibunda. Dan dia setiap malam hingga dewasa terus seperti itu. Selalu menangis hingga dia tertidur di tempat dia menangis. Namun dia tertidur hanya sebentar, karena dia selalu memikirkan dan mengerjakan hal-hal yang membuat dia tidak menunda-nunda pekerjaan.
Di waktu malam dia memang menangis tapi di kala pagi dia adalah seorang pemimpin yang adil, dan begitu taat beribadah.
Dia jadikan malam sebagai waktu untuk merenung tentang hal yang telah dia lakukan di pagi hari sebagai waktu untuk mencari bekal nanti sebelum dia menghadap sang penciptanya.
Ketika dia meniggalpun dia sangat di cintai oleh rakyatnya hingga seorang raja yang non muslimpun menangis karena kehilangan.


Aku banget banget sayang Allah.
Aku gak mau jauh-jauh.
Enggak mau:')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar