Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Selasa, 11 Oktober 2011

Karena hujan senantiasa mengajarkan akan arti cinta dan kehidupan :)

Hujan Tajammu

Ini sudah terlanjur mencintaimu

Payung terbuka yang bergoyang-goyang di tangan kananku,

Air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu,

Aspal yang gemeletuk di bawah sepatu

Arloji yang buram berair kacamata,

Dua tiga patah kata yang mengganjal di tenggorokan

Deras dinginmu

Sembilu hujanmu

(sapardi Djoko Darmono)


Aku suka hujan, entah sejak kapan.

Karena bagiku hujan senantiasa mengajarkan akan arti cinta dan kehidupan :)

Sadar enggak sadar, Bisa dibilang, manusia keliatan banget serakahnya. Giiran dikasih cerah, malah pengen ujan lantaran cerahnya itu maksi banget, sampe bikin gerah atau bikin rungsing pengennya marah-marah.

Giliran ujan, bawaannya geluuuuuuuuh mulu. Entah mungkin karena acara gagal karena ujan, jemuran yang enngak kering-kering, halaman yang selalu becek terus, dan embel-embel yang lain.

Kalau kata aku ni yaaa. Ya nikmatin aja.

Panasnya, ujannya. Ada masanya kali yaaaa.

Kalau jalanin prosesnya beres, insyaAllah deh tuh indaaaaaaah banget rasanya.


Kamu tau apa yang bikin aku suka sama hujan?

Hujan adalah sesuatu yang istimewa buatku.

"Do'a tidak bertolak dari dua waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun." (HR.Al-Hikmah, 2534, di shahihkan Al-bantani di shahihkan Al-Jami', 3079).


Maka berdo'alah ketika hujan, buang jauh-jauh ragumu. :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar