Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Rabu, 29 Februari 2012

Penelitian Deskriptif

Penelitian Deskriptif ada lima :
  1. Deskriptif murni/Survei
  • perlu sampel
  • hasilnya di generelasikan
  1. Deskriptif Korelasi
  • Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
  1. Deskriptif Komparasi (membandingkan) :
  • Tidak ada perlakuan yang dilakukan oleh peneliti;
  • tidak perlu memberikan instrumen
  1. Deskriptif Penelusuran
  • Menelusuri atau merekam jejak
  1. Deskriptif Evaluasi
  • Melihat sejauh mana hasilnya dari usaha yang dilakukan





----> Deskriptif <--------- klik di bawah ini

Minggu, 26 Februari 2012

Kuatkan sabar dan syukur

Senin, 27 Februari 2012

Ada yang unik di pagi ini,

pasti gak asing kan sama yang namanya ALERGI?
Alergi itu macem-macem sebab-akibatnya.
Ada yang alergi debu, alergi makan telur, dan masih banyak lagi.

Pasti pernah denger juga dong ada yang punya alergi dingin?

Entah ada rahasia apa di balik dampak alergi.
Mungkin memang benar faktor sugesti yang ada dalam diri kita.

Sekarang pake pengalaman saya pribadi nih,
saya punya dua alergi, yang pertama alergi debu dan yang kedua alergi dingin.
Setiap debu atau asep yang kehirup dampaknya paru-paru saya berasa sesak. Terutama asap rokok. Dalam jarak yang lumayan agak jauh, saya bisa merasakan baunya. Sedikit aneh memang. Dari dapur saya bisa mencium asap rokok yang berasal dari ruang tamu. Kalau udah kena sama asap, jantung kerasa banget detakannya cepet. Benarkah pengaruh sugesti?
Lalu bagaimana bisa?
Entahlah.. yang jelas berpikir positif memang selalu harus ada dalam diri kita.
Di banding mikir sugesti dan yang lainnya. Lebih baik menurut saya, yaaaa syukuri saja. Nikmatin aja gimana rasanya. Dan semoga kita gak banyak ngeluh. Bagusnya lagi gak ada kata ngeluh!

Untuk pagi yang unik ini menurut saya.
Malam kemaren alergi dingin saya kumat, tangan dan kaki timbul bercak-bercak merah , bengkak, rasanya gatal, jika di garuk perih dan jika di garuk maka timbul sangat panas.
Hampir setiap malam alergi ini kumat. Entahlah, apakah mungkin saya harus terus menghangatkan tubuh saya dan jauh-jauh dari keasaan dingin.

Dan di pagi ini, ada yang berbeda,
Ketika bangun jam 3 dini hari.
Kedua bibir agak sulit untuk di gerakkan, dengan penasaran saya mendekati cermin. Ternyata saya dapati diri saya dengan kedua bibir yang bengkak. Yah, ini pertama kalinya bibir bengkak, apa mungkin ini bagian dari alergi itu? pikir saya.

Yang jelas, sedikit senyum-senyum melihatnya, dan kemudian bergegas menemui Rabbku.
Romantis sekali pikirku.
Rabbku sangat romantis, kondisi badan saya yang bisa di bilang agak unik ini.
Bagaimana tidak? Setiap cuaca dingin, suhu badan saya malah menjadi panas. hehe
Belum masalah alergi yang aneh.
Tapi ini suatu nikmat Allah yang luar biasa nikmat bila di syukuri dan di nikmati. :D

Minggu, 19 Februari 2012

Pentingnya Merawat Kulit

Bermula dari percakapan aku dan tante.
"Tan, aku gak punya sabun muka. Gak ada yg cocok, yg ada jerawatan terus." Tuturku.
Aku memutuskan bercerita soal ini ke tante karena beliau tau jelas soal jenis kulit di karenakan beliau seorang perias pengantin.

"Mesti pake sabun muka dong, di rawat mukanya biar gak kusam biar gak cepet keriput, mumpung masih muda. Belum terlambat kalau mau mulai dari sekarang." Kata Tante yang mulai mengubris pernyataanku.

"Iya Tan, maunya sih gitu. Tapi gimana yaaa gak ada yg cocok terus. Jadi aku pakenya sabun bayi buat bersiihn muka. Dari pada gak ada sama sekali." Kataku polos

"Kebutuhan muka tiap orang kan beda. PH nya beda. Masa iya pake sabun bayi." Ucap Tante

"Iya emang sih Tan, sabun bayi kan PHnya 7. netral gitu. Abis akunya bingung." Tuturku lagi

"Di coba lagi aja, dulu juga tante coba-coba sampe nemu yg cocok buat muka."

"Udah kali Tan, tapi ya tetep aja, nanti deh coba lagi."

Nah dari situ, aku memutuskan untuk serius merawat kulit.
Hampir usia ke-20 baru sadar buat pentingnya soal ini.
aaaaaa ini entah di bilang telat atau enggak. Yang jelas dulu-dulu juga sepupu aku pernah bilang gini. "Merawat kulit wajah itu penting. Ini kan titipan ALlah. Nah harus di jaga, sepenting kita tiap hari mandi biar sehat dan bersih."

Nah loh, udah di omong gitu, aku cuma angguk-angguk kepala takjub.

Dan di usia ini aku baru sadar, setelah hidup di dunia kampus.
Setelah satu tahun enam bulan aku kenal yang namanya lingkungan dekat terminal.

Rutinitas tiap hari nih yaaa. Naek angkot kadang banyak perokok di dalemnya, pas turun dari angkot panas banget cuacanya. Panasnya itu nyengat kulit muka. Di tambah sebelumnya mesti nyebrang jalan. Dan biasanya banyak bus di situ. Alhasih polusi di mana-mana, asap yang keluar dari knalpot kendaraan jelas banget itemnya. waaaah lengkap sudah. Bisa dibayangkan kalau gak di rawat, muka yang tiap hari berpotensial kotor, debu bisa di bialng numpuk itu lama-lama bikin kulit malah jadi gak sehat.
Di tambah keringat, berminyak, masalah emosional. Yup. Itu cukup melengkapi.

Dan di lingkungan kampus, aku berteman dengan beberapa mungkin orang-orang yang rajin merawat wajahnya. Dari mulai luluran, bawa sabun muka tiap hari yang alhaasil selalu di bersihkan tiap mau wudhu.
aaaaaaaa ini emng perlu di contoh.
Allah pasti suka banget liat hambanya yang berusaha buat menjaga pemberian dari-Nya.

Gak lama, aku serching masalah masker alami.
Coba-coba pake jeruk nipis. Rasanya itu yaaaa masya Allah perih sangad. Apalagi sempet air jeruknya muncrat kena mata. Beeeeuuuh nikmat banget maknyooos. meringis-meringis bingung karena posisi muka yang penuh dengan sari-sari jeruk. Ampe gak berani lagi buka mata selama bermenit-menit. Hahaha :D

Kenapa saya memilih jeruk nipis? Buah yang lebih dikenal sebagai penghilang bau amis, atau campuran penyedap makanan. Tapi sebenarnya karena air jeruk nipis ini banyak manfaatnya untuk kesehatan. Air yang berasal dari daging buah ini dikenal sanggup membuat pori-pori mengecil dan menghilangkan kelebihan lemak pada jenis kulit berminyak.

Maskeran ini baiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Kenapa? Karena sel-sel kulit 8 kali lebih cepat beregenerasi di malam hari. So pasti jangan pernah meremehkan ritual membersihkan dan merawat kulit di malam hari.

Ya ya ya. Satu pernyataan itu baru aku sadari.
Ini mungkin alasan mengapa kebanyakan wanita membersihkan muka dan memberi losion pada wajah dan tubuh sebelum tidur.

Hanya sebatas tahu itu, tidak mengerti apa sebenarnya rahasia manfaat di balik itu, dalam artian. Apa bedanya kalau bukan di malam hari? kenapa mesti repot-repot sebelum tidur ngelakuin rutinitas membersihkan muka? Oh ternyata seperti itulah alasannya teman-teman. Dan akupun baru mengerti ilmunya..

Kalau dulu, sempet mikir, orang yang protex merawat kulit muka itu terlalu centil dan macem-macem. Abisnya kebanyakan yang aku denger itu agar cantik dan blablabla.
Dan ternyata, di balik kata cantik itu, ada sebuah kata yang lebih penting, yaitu untuk kesehatan

Apa sebenarnya yang terjadi ketika kita tidur di malam hari? Melvin Elson, MD., profesor klinis dermatologi dari Vanderbilt School of Nursing, menjelaskan, di malam hari kita mengalami perubahan hormon yang dapat melancarkan peredaran darah ke kulit. Ini membuat dalam waktu 8 jam, kulit kita akan ternutrisi dengan baik. Maka idealnya, di pagi hari tampilan kulit seharusnya lebih cerah. “Plus suhu kulit lebih hangat di malam hari, sehingga kemampuannya untuk melawan berbagai penyebab penuaan kulit bisa lebih optimal.”


Ok. untuk wanita Indonesia. Mari rawat kulit kita. Untuk membuat masker alami bisa dengan buah yang lain selain jeruk nipis, bisa dengan pepaya, pisang, alpukat, wortel, tomat. dll

Dan untuk pria, sebetulnya juga sangat baik jika lebih perhatian lagi soal kulit. mungkin kebanyakan pria masih banyak juga yang masih acuh soal kulit. Maka dari kebanyakan itu, jadilah pria yang termasuk golongan orang yang merawat kulit, agar Allah suka. Dan tentunya tambah sayang :)






Surat Cinta Bernama Bencana


Tujuh belas hari kita telah melewati momen pergantian tahun atau sekitar setengah bulan lamanya. Sisa-sisa kertas mercon (petasan) sudah menghilang dari sudut-sudut keramaian kota yang dijadikan tempat bersuka ria di momen itu karena petugas kebersihan telah menjalankan tugasnya dengan baik.
Namun, alangkah nestapanya Banten di bulan pertama tahun 2012. Di pertengahan bulan ini, Banten dilanda banjir. Belasan ribu rumah di berbagai kecamatan terendam oleh air hujan yang turun dari hari Jumat hingga Minggu kemarin. Para penghuni rumah pun mengungsi ke tempat yang lebih aman karena tempat tinggal mereka kedatangan tamu yang tak diundang dan diharapkan (bencana). Entah apa yang diperbuat manusia hingga alam menunjukan kemarahannya. Atau sebaliknya, alam ingin menyampaikan surat cintanya kepada manusia yang terkadang lengah dan khilaf agar lebih arif dan bijaksana.

Bencana alam memang datang dengan tidak pandang bulu. Ia akan datang kapanpun dan dimana saja. Tidak melihat si miskin dan si kaya. Tidak juga melihat pangkat dan kedudukan karena itu adalah kehendak dari Yang Mahakuasa. Lalu, siapakah yang harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi saat ini? Alam kah, yang telah memuntahkan airnya ke kampong-kampung atau pepohonan kecil yang tidak mampu lagi menyerap air secara baik? Tidak. Bencana alam terjadi disebabkan ulah manusia yang serakah. Mereka selalu mengeksploitasitasi alam secara berlebihan tanpa melakukan pelestarian sehingga alam menjadi rusak dan marah terhadap manusia yang telah dholim terhadapnya.

Dalam Alqur’an dijelaskan, “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS.Ar Ruum:41).

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah di bumi, sebagaimana tertuang dalam Alqur’an, “Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barang siapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang kafir itu orang-orang kafir itu hanya akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka.” (QS.AL Faatir:39).

Tentunya, manusia memiliki tugas dan tanggung jawab. Sebagai khalifah di muka bumi manusia bertugas memelihara dan mengelolanya secara baik bukan sebaliknya, merusak dan mengeksploitasi secara berlebihan.

Di sisi lain, ketika ada orang yang melakukan kerusakan di bumi, sebagai manusia yang bijaksana kita tidak diam begitu saja tetapi harus ada tindakan dan kontribusi yang nyata untuk memperbaikinya lagi. Seperti kata mutiara yang menyatakan bahwa kerusakan terjadi bukan hanya karena orang yang melakukan kerusakan, tetapi juga karena orang yang melihat kerusakan tetapi tidak melakukan perbuatan apa-apa untuk memperbaikinya. Akibatnya, keseimbangan alam tidak harmonis lagi dan bencana terjadi dimana-mana, seperti halnya di daerah Banten saat ini.

Pada hakikatnya, musibah datangnya dari Allah Swt. sebagai ujian untuk hamba-Nya yang beriman. Dalam Alqur’an disebutkan, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘kami telah beriman?’ dan mereka tidak diuji?. Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, makaAllah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS.Al Ankabuut:2-3).

Manusia tidak bisa dikatakan beriman sebelum datang ujian kepadanya. Semakin tinggi pepohonan maka semakin kencang pula angin yang menerjang. Begitupula dengan keimanan seseorang, semakin kuat iman seseorang maka semakin besar pula ujian yang diterimanya. Oleh karena itu, jangan jadikan bencana sebagai musibah. Jadikanlah bencana sebagai suatu ujian yang datang dari Allah untuk menguji seberapa besar keimanan kita. Dengan begitu kita akan sabar dan tawakal dalam menghadapinya, tidak mengeluh atau menyalahkan orang lain. Jika kita diberikan ujian oleh Allah, itu artinya Allah sayang terhadap kita.

Sejatinya, Allah memperhatikan kita melalui ujian tersebut. Hal itu juga mengindikasikan bahwa kita termasuk orang-orang yang beriman. Bayangkan jika Allah tidak pernah memberikan ujian. Seandainya hal itu benar-benar terjadi maka keimanan kita patut dipertanyakan.

Pada akhirnya, yang harus dilakukan adalah sabar dan syukur, dalam Alqur’an dijelaskan, “Katakanlah (Muhammad), ‘siapa yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut?’ (dengan mengatakan), ‘sekiranya Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” (QS.Al An’am:63). Kedua kata itu akan menjadikan manusia sebagai orang yang bijaksana dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Sabar dalam menahan amarah, sabar dalam menerima ujian, dan sabar dalam hal yang lainnya. Syukur juga harus di aplikasikan dalam segala keadaan.

Yakinlah bahwa dengan bersyukur maka Allah akan menambah nikmat yang telah kita terima. Yakinlah ketika Allah mengambil sesuatu yang kita miliki, Allah akan mengganti semua itu dengan yang lebih baik. Sesungguhnya, apapun yang dimiliki oleh manusia adalah titipan dari Allah yang bisa diambil oleh-Nya kapanpun. Sabar dan syukur juga menjadi guru bagi kita untuk menjadi orang yang ikhlas.

Dalam hal ini, penulis turut prihatin terhadap warga Banten yang terkena bencana banjir baik di kabupaten Serang, Lebak, maupun Pandeglang. Penulis juga mengajak kepada pembaca, mari bermuhasabah (evaluasi diri) di tahun 2012 ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Niatkanlah bahwa semua yang kita lakukan semata-mata untuk mencapai mardhotillah (ridho Allah). Bagi mereka yang sedang diuji mari kita bantu dan mendoakannya agar beban mereka terasa ringan. Percayalah bahwa hal kecil yang kita lakukan untuk membantu orang akan dibalas oleh Allah dengan balasan yang berlipat ganda.
Wallahu alam bishowab.



by. Marjaya (salah satu keluarga sapela)
Keren loh dia, tulisannya udah dua kali di muat di koran :D

Kamis, 16 Februari 2012

Awal perencanaan kuliah semoga rapih !

Menyikapi hasil selama satu semester tiga kemaren,
akhirnya ngebulatin tekad buat bener-bener rapih kuliah.
Kalau emang udah ngerasa rapih. yang sekarang mesti integral lipat rapihnya. :D

> Ini mading yang di pasang seputar kesibukan luar kuliah (ws, hima, dept peduli, ngebimbel, liqo, panitia skripsi, TRAS). Yeeeeh.. Walau mungkin gambarannya gak begitu aktif baanget di semuanya. Tapi ngusahain yang bener-bener potensial di aku aja. Yah! Karena ini pilihan :')



> Dan ini mading berikutnya khusus untuk perkuliahan. Semester 4 ini saya memilih tujuh mata kuliah. Maka dengan semangat menyambut perkulihan minggu depan. Saya rancang mading baru ini seindah dan senyaman mungkin, walau mungkin kurang maksimal memang. Tapi semoga bisa berdampak luar biasa buat saya. Memberikan energi positif untuk 6 bulan kedepan. Semoga terarah dan lebih rapih untuk semster ini :D Bismillah !






>Semester 4 IP A :D (Gak perlu nunggu semester 4 padahal, tapi yaaa bagaimana lagi.. hahhaa)







>Ini jadwal amalan. Bukan bermaksud menghitung-hitung kebaikan.
Tapi semoga menjadi motivaasi untuk mengukur diri :D









>Semoga rampung target 6 bulan kedepan. Aamiin Ya Allah :D

































Bismillah..
Ya Allah, aku makin berniat untuk berproses lebih indah setelah ini. ini semata-mata karena Engkau Ya Allah :'D


Kita bisa ambil ibrohnya buat kisah ini

Guys, gw mau cerita sesuatu. Ini kisah nyata yang gw denger dari sobat gw. Semoga yang baca bisa ambil kebaikannya.

Di sekitar tempat gw tinggal, suka lewat salah seorang yang bisa di katakan sudah tidak sehat lagi akalnya. Sebut saja dia 'X'.
Perawakannya tidak terlalu tua. Dia rapih dari segi pakaian, tapi seiring bertambahnya tahun, dia terlihat agak kumal sekarang.
Yah Entahlah,


Dari cerita salah seorang teman gw itu. X adalah seorang yang sangat cerdas di masa lalunya. Dulu ketika mengikuti tes perguruan tinggi negeri. X adalah salah satu dari dua orang yang lolos seleksi. Dan ini hebat sekali, karena di zamannya pada saat itu, hanya dua orang dari provinsi Banten yang masuk seleksi perguruan tinggi negeri. X masuk IKIP. Entah IKIP mana.

Dia terkenal cerdas di kalangan daerah kami.
Masih misteri mengapa dia bisa mengalami gangguan jiwa, tapi kisah yang di ceritakan, X tidak kuat mental berada di daerah rantauan, entah seperti apa dan karena apa, ada yg menuturkan karena disana kehidupannya banyak yang lebih layak di banding dia sehingga dia sangat minder. Tapi Wallahua'lam

Jadilah dia seorang yang tidak sehat akalnya namun unik. Kenapa unik? karena sering gw liat dia ngoceh sendiri sambil nulis-nulis sesuatu di buku miliknya sendiri, atau juga baca-baca sambil ngoceh gak jelas membuka lembar demi lembarnya.
Kadang bukunya emang beneran nyata tulisan beneran, kadang pas gw peratiin, dia bawa buku isinya coretan semua. Coretan gak karuan. Tapi mukanya seriuuuuus banget baca itu tulisan.
Gw bingung gimana mungkin coretan itu bisa di baca. Hahaha

Ibrohnya dari kisah ini.
Kita mesti punya iman yang kuat. Kita harus yakin bahwa semua ujian kehidupan kita yang dateng itu pasti ada jalan keluarya. Setiap ujian di ciptakan tuhan beserta jalan keluarnya kok tenang aja ! :D
Oya, kita harus yakin juga bahwa seberat apapun ujian itu, pasti Allah akan mudahkan jalannya.
Allah yang akan memudahkan.
Disini Allah cuma mau lihat action kita seperti apa.
Mau bagus, jelek, konyol, indah, buruk.. apapun itu yaaaa terserah lo. Karena lo sendiri yang jalanin. Lo sendiri yang milih.
CUma ada dua pilihan. Bagus atau buruk! Entah nyebutnya gimana juga intinya bagus atau buruk.

Nah gw mau cerita kisah yang kedua.
Ini kisah tentang kakaknya si 'X'.
Sebut saja dia 'Y". Kalau X itu laki-laki, sedang Y itu perempuan. Ini bertolak belakang namun sama. Yah seperti ilmu geometri dasar bahwasanya sudut yang saling bertolak belakang itu sama. #gak nyambung emang, soalnya bukan masalah sudut. Haha ==

Oke Next, Y mengalami gangguan jiwa dikarenakan ketiga anaknya di ambil paksa oleh suaminya. pasti lo bingung? Jadi gini, suami Y ini dulunya beragama konguchu. Si konguchu ini pengen banget nikahan si Y. Tapi si Y punya syarat. Dia bakal mau si ajak nikah kalau ini konguchu mau pindah agama jadi Islam.
Singkat cerita konguchu ambil keputusan jadi muallaf.

Dapet anak nih ya tiga.
Tapi berjalannya waktu. ini muallaf kebelenger ceritanya.
Muallaf ini balik lagi ke konguchu. Jadilah Murtadin.

Bom atomlah jadinya di keluarga itu.
Ledakannya dahsyat. Konguchu itu ambil secara paksa ketiga anaknya, dan Y menjadi depresi sampai akalnya menghilang (Gila).

Itulah penyebab Y menjadi gila.

Tapi gw bukan mau bahas tentang Y.
Gw mau ambil tokoh luar biasa. Lo tau siapa? Tapi sayangnya lo gak bisa tebak karena gw belum cerita tentang tokoh yang satu ini.
Oke, sebut saja dia Mawar, Mawar ini usianya masih sangat belia. Dia adalah anak pertama si Y. Tapi bukan anak dari konguchu ini yaaa. Mawar ini adalah anak kandung si Y dengan mantan suaminya sebelum dia menikah dengan konguchu.
Menurut cerita, Y mngotot minta cerai lantaran kena api cemburu. Sayangnya ini cemburu buta banget karena kenyataannta cuma salah paham. Hmm astaghfirullah..

Mawar ini tumbuh menjadi anak yang berbakti.
Dia tumbuh dengan mengetahui bahwa ibunya adalah seorang yang memiliki penyakit kejiwaan (Gila).
Mawar tidak peduli dengan itu, dia tetap mengakui ibu kandungny. Dengan berani dia mengaku pada setiap orang bahwa Y adalah ibu kandungnya. Sejak usianya yang kecil dia tidak sedikitpun malu tentang kenyataan bahwa ibunya telah gila.

"Ini mamah aku, dia yang udah ngelahirin aku. Aku sayang dia. Ujarnya sambil memeluk dan mencium mamahnya yang sudah gila."

Menurut pengakuan warga sekitar, mawar sering mencari-cari ibunya, memeluknya jika bertemu, dan terkadang memberinya uang kepada ibunya. Bahkan pernah suatu hari, ayah mawar mencari-cari mawar dikarenakan dia tidak pulang sampai larut malam. Setalah di cari-cari, ayah mawar menemukan mawar sedang tidur bersama ibunya di gubuk keci, tempat tinggal ibunya. Tidak ada rasa takut sama sekali dalam diri mawar terhadap dirinya yang tertidur pulas bersama ibunya yang sudah tidak sehat akal itu. Gubuk kecil itu merupakan pemberian adik ibunya. Adik ibunya itu merasa masih bertanggung jawab terhadap kakakny sehingga di buatkan gubuk kecil itu.

Ini kisah luar biasa tentang seorang anak.
Mawar adalah seorang anak yang berbakti.
Iya bertutur dia akan selalu sayang kepada ibunya.

Dan satu lagi yang bisa kita ambil kisah dari ini, ternyata si Y masih mengingat keempat anaknya secara baik.
Terkadang Y menyapu-nyapu jalanan hingga ada orang yang memberikannnya makanan ataupun uang. Dan hasilnya dia berikan kepada tiga anaknya yang sudah ada dalam genggaman konguchu dan tentnunya untuk satu anaknya lagi yaitu mawar. Dikabarkan bahwa ketiga anaknya itu dilarang keras menemui ibunya sendiri. Si Y masih ingat dengan jelas lokasi kediaman kedua mantan suaminya. Sehingga dia dengan legowo datang menitipkan beberapa makanan untuk anak-anaknya.


Lihatlah kisah ini, walau dia sudah gila, tetapi naluri keibuannya masih tetap lekat. Naluri luar biasa keibuannya tetap abadi.






Maka kasihi dan cintai ibu kita masing-masing.
Jangan siakan keberadaannya.
Bersikaplah lembut terhadapnya, karena hatinya berpotensial terluka oleh setiap sikap buruk anak-anaknya.

Enggak ada ibu yang jahat di dunia ini, gw yakin itu. Lo juga harus percaya !
Jaga ibu lo masing-masing,

Doain terus buat dunia akhiratnya,
jaga hatinya. :'D








Klik di link di bawah ini untuk kisah anak yang berbakti :
Kisah anak yang berbakti
Balasan Syurga untuk anak berbakti

Berpisah (Lagi)














"Bismillah..
Ukhti mulai pekan depan ini kaian liqo dengan murabbiyah yang baru.
InsyaAllah sabtu ini liqonya.
Semoga kalian bisa lebih baik dengan MR yang baru.
Hafalannya digencarkan juga lebih giat lagi biar IPnya naik.
Berikan konstibusi yang terbaik untuk dakwah..
Maafin te ya selama 1 tahun ini belum bisa kasih apa-apa ke kalian. kalian adalah guru pertama untuk te.
Te sayang kalian karena Allah."
16 Februari 2012, 12:42.

Tidak terduga, akhirnya sampai juga pesan singkat itu pada ponselku tengah hari tadi.
Rasanyaaaa Ah ya! hari ini kondisi fisik bisa di bilang buruk.
Berasa kurang nyaman ketika berjalan. Kepala pening dan penglihatan sedikit kabur (remang-remang). Tapi ini bukan bicara tentang kondisi fisikku. Tapi lebih terhadap rasa..

Hari ini, mungkin Allah bilang aku harus istirahat di atas kasurku. Memberikan nafkah jasmani.
Setiap berdiri rasanya ingin ambruk.
Yah! Alhamdulillah Allah, untuk hari yang romantis ini KAU berikan semuanya sangat sempurna.

Aku, sebenarnya sangat benci dengan perpisahan.
Aku, yah aku!
Tapi disisi lain aku sayang cinta.
Ini membuktikan bahwa kehilangan merupakan rasa dimana kita tahu bahwa kita benar-benar sayang.


Teruntuk dia yang mengirimkan pesan singkat itu untukku.
Tanpa aku minta dan aku suruh, air mata bergelinangan di pelupuk mata dan satu persatu butirannya jatuh.
Aku tidak akan menangis kalau bukan karena hal yang aku cintai.
Dan nyatanya aku cinta kamu!

Ini bukti aku cinta,
ini bukti aku sayang,
"Aku sayang teteh karena Allah"
Satu pernyataan ini pernah aku ucapkan langsung padamu.
Ingatkah? Ini tulus apa adanya teteh :')

Aku tau, mungkin ini akan terjadi pada kita,
kita akan menempuh hidup masing-masing,
dimana tidak ada aku dan teteh.
Mungkin memang kita gak akan pernah bareng-bareng lagi.
Tapi serpihan yang ada di hati aku, tetap berbekas sangat nyata.

Disini. letaknya sangat dalam.
Karena bagaimana tidak?
Teteh udah banyak kasih aku pencerahan,
teteh udah banyak kasih ilmu.
Teteh selalu mau denger setiap aku mau cerita banyak hal, termasuk semua keluh kesah aku..
Ini mungkin sangat berat.
Tetapi jika melihat kehilangan dari segi yang ditinggalkan,
aku jauh lebih bahagia, karena aku tahu teteh akan baik-baik aja.
Allah akan ada selalu buat teteh.

Aku masih ingat jelas, dulu teteh bela-belain nunda pulang nemenin aku seharian cuma buat dengerin aku cerita. Aku makasih banget buat yang satu ini tee.
Lapangan UNTIRTA, tepatnya di bawah pohon dekat gedung fakultas ekonomi. Yah! aku masih jelas ingat itu.
Aku cerita panjang lebar dan teteh senyam-senyum denger semua keluh kesah aku. Aku teriak-teriak mengekspresikan rasa. dan teteh dengan polosnya bilang, "Kamu ini kayak orang gila galau begitu." hahahah yah! spontan aku ketawa-ketawa gak jelas sendiri. Mentertawakan diri sendiri. Aku sadar waktu itu aku sedang tidak beres. Tertawa getir!

Aku juga masih ingat, untuk kisah berbeda tetapi masih dalam hal rasa yang mirip. Aku cerita ini itu, panjang lebar.
Aku berani cerita segala halnya karena aku sangat percaya dengan teteh, aku percaya teteh bisa kasih sedikitnya solusi buat nentramin hati aku waktu itu.
Dan ketika tangisku pecah di penghujung hari itu. Teteh peluk aku, dan mengusap-usap punggungku. Aku terisak sangat keras, dadaku naik turun. Emosiku pecah berupa jerit. Jerit tertahan.
Tetehpun bilang, "Yang sabar, kamu keliatan jelek nangis kayak gini."
Dengan tangisan yang aku rasa aku memang sangat-sangat terlihat jelek dan konyol, bagaimana tidak? Menangis diselingi tertawa dan nyengir.
Ah tidak! aku tidak mau mengingat itu lagi. hahaha

Makasih teteh, makasih untuk segalanya. Makasih udah mampir dihidup aku. Aku tahu kita memang berjodoh untuk saling mengenal satu sama lain. Allah sudah menuliskan tentang ini.
Tentang sebab akibatnya.

Dan teteh tau, sekarang aku telah baik dari masalah yang dulu.
Sekali lagi terimakasih untuk segalanya teteeeeh..
Semoga Allah selalu mengikatkan hati-hati dalam cintaNYA:')




Klik link di bawah ini :
Cinta Karena Allah
Mencintai dan berpisah karena Allah




















Selalu belajar mencintai dengan berani dan berani mencintai.

Landasannya karena Allah

copas note punya tetehku tercinta

duhai putraku... Ahmad Wildanummukhalladun Albantani
by Feni Fabianti on Thursday, January 12, 2012 at 11:33am ·
tanggal 20 Jumadil akhir nanti engkau tepat berusia 5 tahun

tulisan ini umi goreskan tanpa bermaksud apa-apa,
tdk ada maksud negatif sedikitpun
apalagi menjelekan orang lain
umi hanya ingin suatu saat jika engkau besar nanti
engkau akan membaca ini dengan penuh kasih sayang kepada umi

duhai putraku
disaat kawan-kawanmu manikmati mainan yang selalu baru,
engkau akan menikmati mobilan dengan as roda ban yang baru saja kita perbaiki bersama;
sungguh,,, banyak hal yang serap disana

disaat kawan-kawanmu sibuk dengan mainan robot dan pistol
umi akan memberimu pedang-pedangan ala khalid bin walid yang kita buat bersama dari pelepah pisang;
sungguh,,, kesederhanaan akan membuatmu lebih peka

disaat kawan-kawanmu menghabiskan waktu dengan belajar tambahan ditingkat TK
kita hanya akan berlarian, umi menjagamu memanjat pohon, kita main tanah, kita mengecat kolam bersama,
sungguh,,, itu akan membuat fisikmu kuat

disaat kawan-kawanmu menikmati waktu luang dengan nyanyian, lagu dan game,,
kita akan bermain tebak-tebakan anggota tubuh dengan iringan merdunya Al-mathrudh melantunkan ayat-ayat suci,
sungguh,,, itu akan mengontrol alam bawah sadarmu, dan tanpa kau sadari dapat menjadikanmu seorang tahfidz qur'an

disaat kawan-kawanmu menghafalkan surah-surah pendek dan bacaan shalat dengan serius dibeberapa waktu,
kita hanya akan melakukan shalat bersama tiap waktu,
abi akan mengeraskan tiap bacaan dalam shalat dan engkau megikuti,
sungguh,,, itu akan lebih memudahkanmu

disaat orangtua temanmu mengatakan dengan ringan kata nakal pd putra/i nya,
umi diam, pantang bagi mulut umi mengeluarkan kata-kata negatif untukmu putraku,,
sungguh ucapan seorang ibu adalah doa besar

disaat kawan-kawanmu merayakan ultah dirumah/sekolah/resto
umi hanya akan bertanya padamu tentang surah & hadits pendek yg kau tahu,
dan umi akan menghujanimu dengan peluk dan cium
dan beberapa buku cerita baru sebagai kado untukmu

disaat orang lain berbisik-bisik tentang liburan kita tiap lebaran dan akhir tahun,,
umi hanya akan memberi senyuman,,,
sungguh,,, umi hanya ingin silaturahim,
engkau harus mengenal dekat smua sepupumu,
semua kakek nenekmu, semua paman dan bibimu,
semua saudara-saudarmu
meski terpisah dibeberapa kota
meski membutuhkan tidak sedikit biaya,
sungguh itu akan membesarkan dan mengokohkanmu

sungguh,,
umi hanya ingin mendidikmu dengan islam yang indah,
sungguh,,,
umi hanya ingin mengenalkanmu cara memegang sebuah prinsip

jangan mudah hanyut putraku,,
meski arus zaman begitu kuat,
umi yakin engkau dapat bertahan kuat,
berpegang kuat di jalan ILLAHI

kau tahu kenapa umi begitu gigih putraku?
karna umi membutuhkanmu,,,
umi membutuhkan doamu,,,
engkaulah yang akan mengangkat derajad umi di akherat kelak

tumbuh & berkaryalah putraku,,,
Ahmad Wildanummukhalladun Albantani

-full of luv-

umi


Terharu banget baca catatan teteh, lagi-lagi aku kagum dibuatnya.
Yah. dia salah satu orang yang aku sayang.
Banyak nasehatnya yang masih aku simpan sampai sekarang.
Dia juga yang menginspirasi aku, hingga aku memilih untuk mengikuti jejaknya menjadi seorang guru.
Semoga Allah menjagamu selalu :')

Untuk Allah

Sore ini, kuucapkan Alhamdulillah kepada kekasihku Allah.
Ya Allah bersama rasa yang indah ini, air mata yang berjatuhan saat kutulis ini sekarang. Bersama isakan yang membuat nafas terengah-engah. Ekspresi kerinduan dan kecintaanku pada-Mu.

Allah, kutulis ini dengan bismillah.
Aku memang bukan seerang pencinta yang baik.
Aku masih jauh dari baik.
Hampir dua puluh tahun ini, mungkin baru sedikit yang bisa aku lakukan untuk menyenangkan Engkau.
Atau mungkin terlalu banyak tingkahku yang sangat mengecewakan-MU.

Allah, lama sudah rasanya aku tidak merasakan air mata ini,
Air mata ini rasanya sangat membuatku nyaman.
Kubiarkan butiran-butirannya menetes banyak. Aku seringkali merasa selalu membuat-MU kecewa. Maka biarlah butiran-butiran ini suatu saat bisa bersaksi bahwa aku sangat cinta Engkau.
Sungguh Allah, maafkan aku, maafkan atas segala jejak kotor yang aku torehkan. Maaf Allah. Ampuni aku..

Selasa, 14 Februari 2012

Lagi-lagi bareng keluarga SAPELA :D

13 Februari 2012..
Bareng-baremg kita jenguk ibunya Annas di rumah sakit, kita sama-sama maen ke MOS.

(Semoga mamah Annas cepet sembuh :D )




























Sesuatu yg bikin lucu itu yaaa..
Ekspresi semuanya ketika Deden serius mau nraktir kita makan donat.
aaaaaagh tampang-tampangnya lucu banget. Melongo-melongo bingung gitu.


















Kalau aja 15 orang keluarga SAPELA kumpul, pasti lengkap sudah.
Ah, hanya saja mengapa setiap kumpul pastiiii aja ada yang menghilang..

















Mungkin, suatu saat nanti, kita akan kumpul rame-rame. Dan Lengkap! Yeah :D


























Buat Deden, makasih buat hari yang bikin kita jadi tambah punya cerita lagi. :D















Love U, Sapelaku.. Semoga Allah selalu kasih penerangan buat kalian.
Semoga Allah tambah sayang ;D

















Sabtu, 11 Februari 2012

Sembelit (Bahasa kerennya "Mampet Defekasi")

Defekasi, istilah ilmiah dari "buang air besar". Setiap orang memiliki masa untuk defekasi yang berbeda-beda. Ada yang lancar setiap hari sekali, ada yang jarang-jarang, dan ada yang lama banget sampai-sampai menunggu 5-7 hari untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan yang ada dalam perut kita (sampah).
Bersyukurlah bagi yang tidak sering mendapatkan kesulitan dalam proses pencernaan. Sistem pencernaan yang Tuhan beri untuk kita adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Kita sebelumnya tidak meminta untuk di beri oleh Tuhan. Tapi Tuhan yang memberinya tanpa kita minta. Waaaaah yang tidak kita mintapun Tuhan bisa berikan, apalagi yang kita minta? Ya gak sih? Betul gak?

Oke, lanjut ke masalah sembelit. Kalau udah kena sembelit artinya sistem pencernaan kita sedang tidak beres.
Sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya.
Sembelit yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.

Pernah kan gimana rasanya kena sembelit? Bahkan sayapun pernah sampai tujuh hari tidak defekasi. Sampai-sampai rasanya agak engap dan bentuk perut yang agak bunjit menjadi pelengkap sembelit kala itu. Entahlah mengapa bisa seperti itu. Tapi yang jelas, akhirnya saya berupaya untuk mengkonsumsi agar-agar. Hasilnya Alhamdulillah agak membaik dan secara bertahap proses defekasi berjalan dengan baik :)

Nah, teman-teman jangan salah yaaa. Bukan berarti pengatasan sembelit ini bisa hanya di atasi dengan mengkonsumsi agar-agar. Bisa juga dengan yang lain. Seperti mengkonsumsi pepaya, pisang (Buah-buahan), sayuran (mengandung serat), dan memperbanyak minum air putih.

Berbicara tentang sembelit berarti berbicara tentang konstipasi. Konstipasi didefinisikan sebagai frekuensi buang air besar kurang dari normal dengan waktu lama, kesulitan, dan disertai rasa sakit saat mengeluarkan tinja. Faktor yang mendasari konstipasi, antara lain, adalah kurang gerak, kurang minum, kurang serat, sering menunda buang air besar, kebiasaan menggunakan obat pencahar, efek samping obat-obatan tertentu, dan depresi. Gangguan lebih berat, seperti usus terbelit, usus tersumbat, dan kanker usus besar, juga bisa menjadi penyebab.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sembelit adalah:

  • Pola makan yang tidak seimbang, seperti kurangnya makanan berserat (sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, beras tumbuk, agar-agar, dan lain-lain).
  • Kurangnya cairan yang menyebabkan feses tidak lunak bahkan mengeras seperti batu
  • Kebiasaan menunda buang air besar, hal ini menyebabkan keinginan buang besar lama-lama menjadi hilang.
  • Kurang aktivitas gerak dan pekerjaan yang menuntut duduk terlalu lama. Hal tersebut menyebabkan usus besar kurang bekerja sehingga feses sulit turun
  • Gangguan mekanis pada usus seperti kanker, radang dinding usus, usus yang menonjol keluar dan lain-lain. Gangguan pada saluran pencernaan tersebut tersebut menyebabkan proses pencernaan juga terganggu, sehingga buang air besar menjadi tidak lancar dan tidak teratur.
  • Efek samping obat tertentu seperti obat antidepresan.

Berikut ini adalah gejala sembelit. Gejala setiap orang berbeda-beda. Karena pola makan, gerak, gaya hidup, dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda.

  • Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku.
  • Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
  • Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentansakit kepala atau bahkan demam.
  • Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak bersemangat, dan tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
  • Tinja atau feses lebih keras, lebih panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan lebih sedikit daripada biasanya.
  • Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh berkeringat dingin, dan kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien).
  • Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
  • Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman.
  • Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya.
  • Menurunnya frekwensi buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
Yuk antisipasi sembelit. :D

Kita belajar hidup sehat bersama-sama.. ;D

sumber info :

Jumat, 10 Februari 2012

Hutan Mungil di Tepi Baja

Tulisan ini karya Marjaya, dia adalah salah satu keluarga sapela. Cerita yang di tuliskan mengarah kepada bagaimana perjalan awal sapela terbentuk.

klik link di bawah ini..
Keluarga Sapela

Siang itu, matahari hampir berada di atas kepala-kepala penghuni bumi. Memancarkan teriknya ke segala penjuru ruang hingga masuk ke celah-celah kecil ranting dedaunan. Sinarnya sedikit galau tertimpa debu-debu yang beterbangan di sekitar jalan. Burung kecil enggan menyanyikan lagu ceria, bahkan tak terlihat sayap mungilnya. Ada rumput hijau, namun tak berpenghuni. Di tepi jalan masih terdengar teriakan kondektur bus yang memanggil-manggil ‘Neng-nya agar sedia naik ke rumah pak sopir yang ber-AC dan penuh dengan deretan kursi empuk. “Kali Deres, Labuan……Kali Deres, Labuan….”, itu kata-kata yang sempat terdengar.
Bunyi klakson bersahut-sahutan dengan intensitas bunyi yang cukup membisingkan telinga, bak sorakan supporter bola atas kemenangan tim idolanya di laga pertandingan. Disambut dengan getaran suara yang agak menggelegar, membentuk kolaborasi bunyi yang tak beraturan dengan teriakan dan bunyi klakson tadi, menambah ricuh suasana. Getaran suara itu berasal dari sebuah mikrofon kecil yang berada di atas gerbang utama. Di sudut pos jaga depan, tampak seorang satpam yang sedang berkoar-koar, “Arimbi maju,,,Prima maju….segera!”, memberi peringatan pada bus-bus yang parkir di jalan, tepat di depan gerbang utama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Itulah sosok yang menampilkan getaran suara tadi. Di kanan kiri pintu masuk berjejer pedagang-pedagang kecil yang mengais rizki di tempat itu. Mereka memakai gerobak dorong. Namun, ada juga yang membuat warung kecil untuk menjual makanan dan minuman ringan. Tampak beberapa mahasiswa nongkrong dan ngemil sambil menunggu angkot atau bus yang melintas. Di dalam warung, duduk seorang ibu dengan kantuknya dan sesekali memejamkan mata, terhipnotis oleh cuaca hari itu. Sedangkan penjual petis sibuk mengupas mangga yang belum benar-benar matang dengan pisau stainless bergagang hitam.
Masuklah ke dalam. Beberapa meter dari gerbang utama berdiri bangunan kokoh. Atapnya berbentuk limas-limas segi empat, semakin ke atas ukurannya semakin kecil. Di puncaknya berdiri tegak seng mengkilap yang membentuk lafadz Allah. Sungguh cemerlang bila dilihat dari jarak yang jauh. Sebelum sampai ke teras, coba tengoklah plang yang berdiri di kolam kecil berair sedikit, tak sampai dua kulah. Ada dua katak besar yang sedang bertaaruf tanpa hijab. Tidak tahu apa yang sedang disyurohkannya. Mungkin itu bisa diterjemahkan oleh seorang pujangga mahir. Lihat saja lebih dekat, tentu anda akan mengatakan, “Ini bukan katak sungguhan.”. Benar. Mereka hanyalah patung katak yang dibuat manusia untuk menghiasi kolam. Tetapi bukan itu yang aku maksud. Sebuah nama yang tertulis di plang itulah yang harus kau baca, “Masjid Syeikh Nawawi Al Bantani”, yang tidak lain adalah nama bangunan beratap limas tadi. Tanpa aku beri tahu, tentu semua sudah paha keagungan bangunan suci tersebut.
Di sisi pojok teras, dibuat petak kecil. Pembatasnya dari papan yang berkotak-kotak. Cukup untuk meletakan sepasang sepatu. Memang benar, tempat itu untuk menyimpan alas kaki jamaah yang ingin menunaikan kewajibannya, menghadap kepada sang khalik, Allah Swt. Di sampingnya ada pendingin minuman. Macam-macam minuman ada di dalamnya dengan harga yang sudah tertera. Tentu untuk hamba-hamba Allah yang dahaga setelah bergulat dengan dunia kampus. Ada sebuah kursi yang sengaja diletakan di tengah petak tadi. Di atasnya duduk seorang pemuda yang tengah membuka lembaran-lembaran kertas yang penuh dengan tulisan. Menggendong sebuah tas hitam, tak banyak buku di dalamnya. Sungguh penjaga sepatu yang rajin. Bukan! Orang itu adalah aku, akhi. Bukan penjaga sepatu yang kau kira. Sudah lama aku duduk di kursi itu, sekitar satu setengah jam. Sesekali menyapu halaman kampus dengan pandangan mata. Tak nampak batang hidung yang kutunggu. “Tunggu sebentar, kami sedang syuroh!”. “Sebentar lagi sampai. Ane masih diperjalaan, Akhi.” Hanya pesan singkat itu yang terbaca dari kotak masuk SMS (Short Message Service) di handphone-ku. Sempat menghibur hati yang gundah gulana, namun itu hanya sebentar. ”Menunggu, sesuatu yang sangat menyebalkan….”, sepenggal lagu dari Zivilia yang berjudul Aishiteru cukup mendeskripsikan suasana hati. Ya, memang itu yang tengah ku alami. Apakah mereka ikhwan dan akhwat yang menyebalkan? Tidak. Sekali lagi tidak. Mereka adalah sohib terbaik bagiku untuk hari ini, esok, dan seterusnya. Tetap menyatu dalam persahaban Illahi. Insya Allah. Sebentar lagi, langkah tegar mereka pasti kulihat.
Jarum jam sedikit bergeser, menuntun hari yang semakin terik. Wajah-wajah alam patuh terhadap perputarannya. Namun, bola pijar raksasa belum sampai tepat di atas tower listrik. Jemari masih asyik membuka lembaran-lembaran buku. Sedangkan kedua mata memainkan perannya sebagai reseptor yang menangkap untaian kalimat bertinta hitam dan meneruskannya ke otak. Tak peduli suasana sekitar. Kurasakan tangan manusia menepuk bahu dari arah belakang. Tidak begitu keras. Ah! Mungkin itu hanya perasaanku saja yang terbawa angan-angan atas harapan kedatangan mereka. “Assalamualaikum, Akhi.”, suara itu terdengar keras, sangat dekat dengan tempat aku duduk. “Walaikumsalam.”, sahutku agak kaget. Itu Didin, salah satu orang yang kutunggu sejak tadi. Disusul oleh Sufi yang datang setelah izin meninggalkan syuroh. Benar saja, mereka pasti datang dan tidak mungkin melangkahi janji. Kami bercakap-cakap sebentar karena terusik oleh deringan handphone yang mengisyaratkan pesan singkat masuk. “Kalo mau berangkat bareng dengan mobil, buruan. Kita tunggu di jalan.” Aneh. Benar-benar aneh. Bukankah mereka masih syuroh? Gerak tubuhnya pun tak kulihat melewati halaman depan masjid. Namun, tak perlu kupikirkan dari mana dia jalan hingga ke luar kampus. Yang jelas, mereka bukan keluarga kuntilanak yang dengan mudahnya menerobos ruang dan waktu seperi di bioskop-bioskop. Itu pun hanya mitos dan pemikiran klasik belaka.
Panas matahari membuat mimik wajah berubah, cepat-cepat kumasukan kedua kaki ke dalam sepatu. Tidak perlu merapikan tali sepatu karena menggunakan perekat untuk mengendurkan atau mengencangkan sepatu. “Malia bawa mobil pribadi.”, kata Sufi. Kalimat itu menghentikan jari tangan yang tengah mengencangkan sepatu. Teka-teki yang bersarang di benaku terjawab sudah. Mobil. Sebuah kata tunggal yang mampu bertipu muslihat dengan pemikiranku. Mobil angkot dan mobil pribadi. Langkahku meyakinkan menuju jalan besar di luar kampus, seperti tidak ada kesalahan dan kekeliruan yang pernah terjadi. Ya, hal itu tidak ingin kutunjukan.
Di tepi jalan, dekat dengan warung kecil tampak sebuah mobil Avanza berwarna silver. Menutupi pedagang tahu goreng yang biasa mangkal di tepi jalan itu. Sementara, aku masih tidak yakin kalau Malia yang mengendarai silver beroda empat itu. Mungkin saja dia mengajak pamannya atau tetangganya yang dijadikan sopir sementara. “Malia bisa mengemudikan mobil?”, pertanyaan itu terbang di kepalaku, menari bersama kepulan asap rokok yang berasal dari sudut warung tadi. Tak ingin berlama-lama di luar, akhirnya Sufi membuka pintu mobil bagian tengah secara perlahan. Subhanallah! Ternyata praduga itu salah. Memang Malia lah pengemudinya. Itu kekeliruan yang kedua kalinya dan tak ingin kutunjukan pula. Toh, tidak ada burung yang berkicau. Rasa kagum berkolaborasi bersama sukacita yang bertunas di dasar hati. Tak mungkin tidak, Malia yang terlihat lembut di kelas, sekarang menjadi sosok pahlawan bagi kami, bak Raden Ajeng Kartini yang teguh membela kaumnya yang lemah. Mungkin dia adalah titisannya yang berkiprah di era globalisasi ini. Sosok wanita lemper. Namun, jangan sekali-kali membayangkan makanan yang terbuat dari nasi ketan dan dibungkus dengan daun pisang itu. Tidak juga menanyakan pada seorang nenek yang tengah mengunyah daun sirih di bawah pintu dapur yang reot. Cukup tiga kata untuk mengartikan sebuah kata itu, Lembut tapi Perkasa. Ya benar. Memang kata itu hanyalah bentuk akronim saja. Entah itu sudah lumrah ataukah dipaksakan.
Angin siang mengambil alih komando terik matahari. Menghidupkan aura pepohonan yang sempat letih dan membisu. Kini mampu menyapa setiap pejalan kaki yang berteduh di bawahnya. Semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi, telah mampu melerai suara klakson dan teriakan sopir angkot yang sedang bentrok, bak bentrokan di Cikeusik beberapa waktu lalu. Namun, tetap saja ada yang kurang. Tak nampak seekor burung pun yang bertengger di atas pohon. Apalagi mendengarkan akustiknya. Apakah mereka sudah bosan dengan lingkungan Pakupatan atau benci terhadap ulah manusia yang sudah angkuh dan tak bersahabat dengannya? Mungkin seperti itu. Hanya spanduk komersial yang setia mengiringi perputaran roda yang patuh terhadap kehendak sang Lemper. Siap melaju kemanapun Tuannya menuju, meski kecepatannya tidak segesit mobil yang di depan dan di belakang. Tapi tak mengapa, agar delapan kepala yang ada di dalamnya selamat hingga tujuan, tentu dengan pertolongan-Nya. Benar, jumlahnya delapan orang. Bagian belakang untuk ikhwan (laki-laki). Di depan ada Ihat yang tengah bercakap dengan Malia meski kedua tangannya bersilaturahmi dengan stir mobil. Tidak mengerti apa yang diperbincangkannya. Sedangkan, di bagian tengah duduk tiga orang akhwat (wanita). Di posisi paling kanan tampak Ria dengan beberapa lembar koran yang sedang dibacanya. Menampilkan berita-berita aktual dengan gambar-gambar hasil jepretan wartawan. Dua orang lainnya, Rahmah dan Tami juga sibuk mebicarakan sesuatu. Entah harga sembako atau arisan yang menjadi topik pembicaraannya. Kami di belakang tak etis untuk menanyakannya. Nyiur masih melambai-lambai di ruangan mobil, membuat sejuk suasana. Kami tak perlu membuka jendela mobil, seperti yang sering dilakukan di angkutan kota. Akan tetapi, udaranya telah terfermentasi oleh teknologi canggih bernama AC.
“Abi Toserba”. Sebuah tempat yang telah lama kukenal. Letaknya berhadapan dengan SuperMall Cilegon. Masyarakat memanggil tempat itu, Toko Abi. Memang toko, toko serba ada. Itukah tempat yang akan kami kunjungi? “Katakan Peta,,,,,katakan Peta,,,,”, aku langsung teringat tayangan Dora the Explorer di layar kaca dengan teman monyetnya yang cerewet. Mereka selalu menggunakan peta sebagai penunjuk letak tempat yang tengah dicari. Tepat sekali, itulah nama tempat yang akan kami tuju.
Laju mobil menunjukan geraknya yang makin lambat. Merapat ke tepi jalan dan akhirnya terhenti, tepat di depan bengkel motor. Mesinnya tak menderu lagi. Mengakhiri kisahnya tuk sementara waktu. “Katanya mau ke Toko Abi, kenapa berhenti di sini?”, aku membatin. Tak jauh dari bengkel itu, tampak sepasang kambing yang tengah memperhatikan badan mobil. Seolah-olah mereka bisa melihat kegalauanku di dalam keraton berklakson itu dan mengatakan, “Mungkin bannya bocor, Mas.” Pemuda yang memegang tang dan kunci inggris di serambi bengkel menambah pembenaran pikiranku perihal ban tadi. Aduh! Sepertinya ini kekeliruanku yang ketiga. Sosok akhwat muncul dari lorong pemukiman warga. Masuk ke dalam mobil dengan kalimat salam yang keluar dari indera pengecapnya. “Walaikumsalam”, jawab kami serentak. Itu Sofi yang kemudian duduk di sebelah kiri Rahmah. Namanya mirip dengan ikhwan yang ada di belakang, Sufi, tapi mereka bukan pinang yang di belah kapak. Sepupu juga bukan, hanya kebetulan saja.
“Brem…brem….”, mesin mobil mulai menderu kembali. Terbangun dari tidurnya meskipun sebentar. Untuk sampai ke Abi Toserba, kami harus melewati Jalan Kepandean dan Kramat Watu. Sedangkan waktu yang ditempuh sekitar setengah jam.
Awan putih laksana lembaran sutra yang nyaris membingkai lembaran kertas biru. Ada juga yang berarakan tak beraturan membentuk goresan-goresan gambar beraliran Ekspresionisme pada kanvas raksasa. Pencahayaan yang baik menambah cemerlangnya lukisan siang, karya Sang Mahakuasa yang tak ternilai. Menara -menara masjid menjulang tinggi mencakar langit. Bayangan sucinya lepas di udara hingga menembus cakrawala. Panglima lalu lintas bemata tiga merapikan barisan prajuritnya. Sebagian ada yang diberangkatkan, sebagian yang lain berjejer dalam barisan yang teratur. Tegas dan bijaksana. Seperti tadi, laju mobil masih kalem dan memang tak perlu tergesa-gesa. Serangkaian kata tercipta di ruang mobil, baik obrolan biasa maupun yang bisa meningkatkan kinerja otak. Kulihat lampu-lampu jalan masih ngambek karena tuntutannya yang belum dipenuhi alam. Lain halnya dengan sederetan tukang ojek yang tampak bersenda gurau meski tak ada nona yang bisa dibawa berkeliling kota.
Malia mulai memainkan stir mobilnya menuju lorong. Masuk ke dalam gang kecil. Di sambut dengan penjaga parkir yang duduk santai di pos depan, melayangkan secarik kertas kecil. Seketika itu juga penghalang jalan menunjukan kesantunannya, mengerti bahwa ada tamu yang datang. Di sisi kiri, tumbuh pohon jambu dan pohon mangga yang tinggi. Daunnya yang lebat mengayomi kendaraan yang diparkir di bawahnya, membuat sejuk suasana siang itu. Beberapa buahnya jatuh tergeletak di tanah ulah si kalong yang nakal. Pucuk daunnya ada yang sampai menyentuh atap mushola kecil. Mobil merapat tepat di bawah pohon markisa yang beranjang-anjang besi. “Alhamdulillah, kita sudah sampai.”, ucapku seraya memimpin gerakan untuk melihat pemandangan sekitar. Tidak lama memandang karena panggilan suci sudah di kumandangkan beberapa menit lalu. Menyeru umat muslim untuk segera bertaqorub dan bermunajat kepada Allah. Aliran air yang memancar dari keran membasahi seluruh muka. Percikannya menjadi anugrah bagi bunga-bunga dalam pot yang ada di sekitarnya. Segera kami tunaikan shalat Dhuhur di sebuah mushola kecil yang letaknya sekitar sepuluh meter dari pos jaga. Mushola yang tidak dilengkapi mikrofon. Cukup untuk sembilan orang dengan dua shaf.
Hari ini tidak begitu banyak pengunjung yang datang ke toko yang letaknya di Jalan Protokol, kota Cilegon itu. Toko yang menjual beraneka macam kebutuhan baik perlengkapan maupun peralatan. Toko Serba Ada. Kalimat yang cukup untuk mendeskripsikan tempat itu. Aku, Didin , dan Sufi keluar dari depan pintu toko. Tak satu pun barang yang dijinjing. Bukan tidak ada yang sreg, memang bukan itu tujuan kami.
Duduk di bawah pohon yang rindang memang sejuk. Kantuk yang menyelimuti mata membuatku sesekali terpejam. Tak sampai tidur karena terhibur oleh semut merah yang sedang berjabat tangan dengan sesama muhrimnya. Seekor lalat terbang gelisah dan tak tentu arah di sekitarku. Seolah-olah ada yang ingin dikatakannya, cukup empat mata saja, “Lihat, temanmu sudah datang.’. Benar saja, di bawah pohon mangga sudah ada Aris, Nunung, dan Yanti yang tengah memarkirkan motornya. Lengkaplah sekelompok sohib yang ingin mengencangkan ikatan tali silaturahmi ini.
“Sudah shalat, Ris”, tanyaku. “Belum!” jawabnya dengan singkat. “Kapan? Setelah mati? Gentayangan…baru shalat gitu?” aku bergurau meski dengan nada agak membentak. “Ya udah lah..masak belum. Gimana sih!”. Dia balik membentak, tapi hanya bergurau juga. “Hehehe….”, kami tertawa bersama. Pohon delima ikut tersenyum melihat tingkah segerombol manusia yang akrab.
Dua puluh meter dari pos jaga parkir ada sebuah rumah makan yang bernama Saung Abi. Mungkin masih satu pemilik dengan Abi Toserba atau karena letaknya yang dekat dengan toko yang serba ada itu. Suasananya lebih sejuk dan asri. Ada gerbang kecil yang terbuat dari bilik. Tumbuhan markisa dan sejenisnya terlihat menjalar menghiasi pagar di sebelah kanan dan kiri gerbang. Di dalamnya terdapat saung-saung untuk para tamu yang ingin bacakan. Jumlahnya sekitar sepuluh buah. Atapnya juga dari bilik. Tidak ada tempat duduk khusus. Hanya ada meja panjang yang tidak tinggi. Cukup dengan duduk bersila atau lesehan untuk menyeruput teh hangat. Di bawah saung tampak kolam kecil dengan ikan-ikan emas yang sedang berlarian menyantap sisa-sisa makanan yang terjatuh. Aliran airnya berasal dari atas tebing yang ada di sekitarnya. Namun, bukan tebing sungguhan. Bangunan buatan manusia yang mirip dengan aslinya. Pohon-pohon kecil turut melengkapi suasana natural. Warnanya yang hijau menghiasi pelataran rumah makan dan menyegarkan pandangan mata yang melihatnya Musik sunda beralun-alun, memanjakan tamu yang tengah makan otak-otak dengan sambal kacang. Aroma bumbu klasik tak kalah menyapa pengunjung. Bergentayangan di setiap sudut saung, menimbulkan hasrat indera pembau untuk menghirupnya. Tempat itu sungguh asri seperti hutan. Ya!. Mniniatur hutan yang bertata rapi. Sunyi dan senyap dari bunyi kendaraan dan kerumunan orang. Lain halnya dengan suasana di luar sana. Bising dengan suara mesin kendaraan dan pabrik-pabrik baja. Di tambah lagi dengan pemandangan di pasar tradisional yang semrawut.
Saung Melati. Begitulah nama saung yang kami jadikan sebagai tempat melepas rasa lelah. Tentunya penutup lapar juga. Letaknya di baris ketiga setelah Saung Anggrek dan Saung Mawar. Jenis bunga yang dijadikan nama gubuk mungil itu menambah semerbak suasana. Aku duduk bersila dengan gerak mata menelusuri daftar menu yang ada pada selembar kertas berlaminating. Begitu juga dengan yang lainnya, tengah sibuk memilih menu apa yang cocok dengan seleranya. Tak sebentar kami memutuskan pilihan menu yang akan disajikan nanti. “Kalian sedang pilih menu apa lagi baca majalah sih?” aku menyentil. Padahal apa yang mereka alami juga terjadi padaku. “Sudah milihnya? Yuk kita pulang!”, tambahku, membuat seisi saung penuh dengan aliran tawa dan senyum. “Mbak, ini pesanan kami.”, ucap Yanti seraya memberikan secarik kertas kepada pelayan. Kertas itu berisi tulisan menu, karya lidah-lidah kami yang berbeda.
Suasana tampak sunyi, tak ada yang bercakap. Hanya suara sendok yang beradu dengan piring membentuk irama akustik bernada sopran. Itupun tidak keras dan kontinyu. Pohon kecil di belakang saung mengayunkan daun mudanya secara perlahan, mengucapkan “selamat menikmati” pada tamu istimewanya. Gurame dan ayam goreng cukup menemani nasi dan sayur yang akan dijadikan sebagai santapan siang. Ada juga lalapan dengan sanbalnya yang khas. Di tengah meja, otak-otak tersusun rapi di atas piring. Gelas-gelas cantik tampak berbaris mengelilingi meja dengan isi yang berbeda satu sama lain. Warnanya yang beraneka ragam, bagaikan panji-panji partai yang berkibar di jalanan menjelang pemilu.
Alhamdulillah. rizki dari-Nya telah mengalir di balik Saung Melati. Angin yang bergelombang lembut mengusap peluhan keringat yang membasahi tubuh. Kukira lebih sejuk dibandingkan ruangan yang ber-AC. Kewajiban atas hak jasmani telah tertunaikan. Memasok energi untuk aktivitas-aktivitas berikutnya. Beragam aktivitas ukhuwah tercipta dalam gubuk beratap bilik itu. Menambah kokoh jalinan kasih berpayung cinta-Nya karena syukur telah terpatri dalam sanubari. Keragaman hati bertaawun dalam dua pilar utama. Semoga tetap kokoh hingga hari ini, esok, dan seterusnya.
Matahari telah bergeser ke arah barat. Sinarnya tampak surut tergores waktu. Bayangan manusia lebih panjang dari sosok aslinya. Wajah langit tak berseri lagi, tetapi tetap khusyuk mendengarkan lantunan merdu yang keluar dari celah-celah menara masjid. Itu suara adzan yang menyeru umat Islam untuk bergegas menunaikan sembahyang Ashar. Mushola kecil di depan tadi yang kami tuju untuk shalat berjamaah.
“Jepret….jepret….”, kamera seorang fotografer mengambil bayangan yang dituju dengan canggihnya. Sebuah alat pencipta keabadian kisah yang bisa dikenang kembali di masa mendatang. Kami berpose bersama di ruang album dengan tingkah dan gaya ABG. Ya! Memang masih ABG. Cakep, sholeh, dan prestasinya oke. Ah! Itu cuplikan nasyid dari Justice Voice rupanya.
Cahaya matahari semakin samar. Bingkai langit sudah memudar. Perlahan meninggalkan lembaran biru yang sudah memucat. Entah bentuk apa yang terjadi sekarang. Yang jelas masih mengandung unsur seni yang tinggi. Pepohonan mulai lesu, meninggalkan hikayat ukhuwah di sore itu. Semut-semut hitam tampak gelisah seakan-akan merasa terusik oleh deru mesin mobil. “Yuk, masuk!”, seru Malia yang sudah berada di dalam mobil. Kuturuti perintahnya yang memelas karena kelelahan. Tak ingin mengajaknya bersenda gurau lagi. Di sekitar halaman parkir sudah tidak terlihat jejak Aris, Nunung, dan Yanti. Mereka sudah keluar sekitar tiga menit yang lalu.
Mobil bergerak dan melaju meninggalkan serangkaian kisah dalam saung hijau di kota baja. Semilir angin sore menemani laju mobil yang hendak menuju ke terminal Seruni. Lampu-lampu jalan masih terlihat cemberut, tapi tak sesinis siang itu karena beberapa jam lagi hari akan petang. Laju mobil terhenti di pertigaan Seruni. Usai sudah tugas Avanza berwarna silver itu dalam membondong tubuh kami. “Malia, terimakasih. Maaf bila merepotkan.”, kata terakhir dariku sekaligus penuntun untuk singgah ke dalam bus Prima Jasa yang tengah menanti penumpang di muka. Beberapa yang lain ikut naik karena satu arah denganku.
Raja siang telah kembali ke tempat peristirahatannya di ufuk barat. Meninggalkan cahaya kuning kemerahan. Menyepuh wajah langit sore. Pengalaman itu cukup melelahkan, tapi membangkitkan ukhuwah yang cemerlang. Kusandarkan tubuh ini pada kursi bus. Membayangkan kembali apa yang terjadi siang itu. Namun, bayangan itu kabur karena tersentak oleh suara pedagang asongan yang menawarkan barangnya pada penumpang. Aku hanya menggelengkan kepala merespon tawarannya. “Maaf, mas. Saya sedang lelah.”. Sebenarnya kalimat itu yang ingin kukatakan. Adzan Maghrib sudah berkumandang. Semua isi alam diam, patuh pada perintah-Nya. Lukisan malam mulai tercipta, menghiasi lembaran hitam yang pekat. Auranya mampu menentramkan hati makhluk yang memandangnya. Sungguh, Mahakarya sempurna yang tiada tandingannya..

Minggu, 05 Februari 2012

Silaturahmi Bangsaone

Tepatnya Sabtu, 4 Februari 2012, bangsaone ngadain liburan bareng. Kita berencana outbond di Rangkas. Tapi sayangnya mamah gak ngijinin gw buat ikut. Akhirnya mau gak mau cuma bisa ngumpul di rumah Isa (salah satu teman) sebelum mereka berangkat.
Sejauh 1 tahun 6 bulan kita semua pisah. gw rasa banyak yang berubah dari mereka. ada saja mungkin yang masih kayak dulu. Tapi kalau gw amati, emang udah pada lebih dewasa. Yayaya memang semestinya harus begitu.
Semoga ukhuwah diantara kami tetap terjaga. :D

Berjuang yaa teman-teman ...
Buat rintangan sebesar apapun untuk gak jadi alasan kita buat berhenti menapak..

Teuntuk yang memilih di bidang pendidikan, semoga bisa menjadi guru profeional dan sangat di senangi oleh anak didiknya.Bagi Yang memilih di bidang kesehatan semoga bisa telaten dalam kemanusiaan, semoga ikhlas di setiap penanganan. Bagi yang memilih bidang teknik semoga dapat memajukan negeri ini untuk dapat lebih maju. Bagi yang memilih di bidang kenegaraan, semoga bijaksana dan memberikan perubahan yang tinggi. Dan apapun profesinya. Semoga kita bisa amanah di tempatnya masing-masing. Kesulitan apapun yang mungkin menghadang kita, semoga Allah selalu memudahkan ! :D




>Samsul (pendidikan Olahraga)









>Umu(kerja), Elo(Farmasi), ade Novia(Kebidanan)









>Eventina (Agrobisnis)








>Iman (Teknik Industri), Isa (lupa apaan yaa==) #Sayang banget isa pas balik badan







> Taufik(aaaaaa lupa), Syania(Teknih Sipil)









> Yani, Ratu (PGSD)





>Viska(Kebidanan), Afina(Agrobisnis)










Itu potret dari mereka, gak sempet semuanya.. hanya beberapa. Dan ketika mereka berangkat ke Rangkas. Gw bareng temen deket gw ke lokasi sekolah kita dulu, di SMAN 2 Kota Serang. Temen gw itu namanya Trisa pradnja Paramita. Agak belibet juga nyebutnya kalau gak terbiasa. Namanya unik, pake ejaan lama, hihi

Oke, Trisa ini temen deket sekaligus temen sebangku gw. Udah banyak tentunya kesan-kesan bareng dia. Anaknya baik, cerdas, English sama bahasa Jepangnya juga kentel, cas cis cus kayak kereta, haha
Sekarang dia kuliah dengan memilih ilmu keperawatan di Universitas Brawijaya. Dulu sempet kepikiran kenapa dia bisa ambil keputusan buat ambil keperawatan. Kalau di inget-inget sih yang awalnya punya rencana ambil keperawatan kan gw. haha
Inget gak sih Tris? Dan alasan gw waktu itu supaya nantinya gw bisa ngerawat suami, anak-anak gw dan tentunya orang tua gw nantinya yang bakal berusia lanjut. Gw pengeeen banget ngerawat mereka dengan tangan gw sendiri. Makanya gw sempet kepikiran buat ambil keperawatan. Tapi lantaran waktu itu gw punya problem hemophobia yang sampe sekarang belum juga ilang. Dengan berat hati gw putusin buat pupusin niat gw itu. Oke, mungkin ini yang terbaik buat gw. :D Enyoy !
Kalau ngomong seputar kuliah dan cita-cita. Trisa berencana lanjut S2 ke Austali. Gw tau impian dia ke Jepang. Rencananya Trisa bakal terbang ke Jepang setelah beres S2. Gw doain semoga semua impian lo tercapai :)
Aaaaaaaa inget banget dia suka berantem sama gw, kalau udah kumat nih yaaa, biasanya kita cubit-cubitan sampe merah gitu bekasnya. hahah tega!
Sering banget kejar-kejaran, udah kayak maen pilem india aje kan yaaa? Kadang galaknya dia keluar. Lucu banget sih kalau inget satu hal ini. Gw masih inget kalau kadang tiap pagi dia cembetutin gw. melempeeeeeem banget!. pipinya jelas sudah kayak bakpau mateng. haha makanya gw kadang jail manggil di si Bakpau. Ini satu sifat dia yang unik. kadang pagi-pagi periang kadang juga dieeeem aje, jutek! Kalau udah romannya kayak gitu, gw mutusin buat gak terlalu banyak omong. :D
Dan sering dia bilang gini, "Heh, kamu lemes amat keliatannya? Ah kamu nih kebiasaan tiap Senin pagi sakit mulu." hahahah
Entahlah, mungkin lagi masa-masanya kita kayak gitu. kadang masih sering ngeluapin ego masing-masing. Yayaya periode anak SMA. Dan gw yakin banget kita masing-masing udah beda dari yang dulu. Lebih dewasa, lebih mengerti, lebih peka, lebih hati-hati.
Setelah hari kemaren gw ketemu dia, dia banyak berubah. Trisa yang dulu galak jadi lembut walau emang terkadang nada bicara lantangnya itu keluar. ;p
Lebih dewasa lagi tentunya.
Ah Trisa, gw sayang lo Tris, dari dulu tanpa gw bilang gini. Gw emang sayang lo. :')








Semoga setelah kita udah dapetin impian masing-masing, kita gak akan pernah lupa bahwa kita pernah punya cerita yg sama bareng-bareng di periode putih abu-abu. :D