Fithriyah Binti 'Ibad Abdurrahman

Selasa, 28 Juni 2011

Malam Itu

Entah pada hari apa dan tanggal berapa.
Yang jelas adalah malam.
Yeah Malam.

Di malam itu,
ada sesuatu yang berbeda,
karena perjalanan di malam itu adalah bersama seseorang yang bila saya di dekatnya, saya merasa sangat nyaman, ada kehangatan yang luar biasa. :D

"Allah ! Jaga dia selalu." sepotong doa yang selalu saya ucapkan untuk dia, kakak ku :)

Malam itu kita mengagendakan bersama untuk berkunjung ke RSUD Serang..
Yeah 'Jalan-jalan', mengenang hobby di masa SMP :D

"Dek, ke rumah sakitnya gak bawa apa2?" pertanyaan kaka yang membuat aku sedikit berfikir, karena baru terfikir untuk yang satu itu. Karena awalnya hanya ingin menjenguk yang sakit, tanya kabar, dan yaaa siapa tau mereka senang dengan datangnya kita, ayey! (tapi mungkin juga timbul pertanyaaan banyak di kepala mereka mungkin yaaaa, seperti. "Ni orang2 siapa deh ujug2 dateng, sok2an kenal gitu?" haha hush hush lucu deh kalau bener ada yang begitu).

"Gimana kalau kita bawain makanan gitu dek, pasti seneng deh". Tutur kaka antusias dengan senyum manisnya itu. ihiw, haha

hm, saya? haha masih berkutat dengan fikiran sebelumnya, "Kalau bawa makanan gitu, nti dikira aneh deh, karena mereka dapet dari orang yang gak di kenal, nanti di kira ngasih racun kayak di film2." Pemikiran primif sayaaaaa, konyooooooooooool..

"Yaudah deh yuk, berangkat nanti kemaleman." Ajakan kaka yang membuyarkan pemikiran yang bermain-main di kepalaku. Saya hanya diam dan mungkin terlihat memikirkan sesuatunya.karena ini hal yang belum biasa buat saya.

Taraaaaaaaaaaaa, sampainya di RSUD. Kami menyelinap masuk diantara liku-liku koridor rumah sakit. Diam-diam menuju ruangan bayi, tapiiii ah sayangnya itu ruangan benar-benar terisolasi.
Gak bisa liat deh.

Menuju ruangan-ruangan lainnya, mengamati pasien-pasien yang tergeletak di atas ranjangnya.
Perlahan-lahan kita mengamati.

"Ka, ke sana yuk?" Jari telunjuk mengibar satu arah.
"Ada apa di sana dek?" Tanyanya sambil memijat pedal-pedal ponselnya.
"kamar Mayat ka." Jawab singkat membentuk senyum jahil.
"Hah? ogah dek!" Mengalihkan pandangan dari ponselnya kemudian mengerutkan keningnya ke arah saya.
"Hahahaha jelek banget deh itu ekspresi, sekali-kali yuk :D." tertawa jahil.
"aaaaaaahh, sini jitak." Tangan-tangannya melayang di atas kepala saya, dan mengacak2 kerudung saya dengan gayanya.
"ih kaaa, Egreg!" Gerutuku.
"Haha, ish lagian. Yuk buruan dek nanti keburu kemaleman. Mau kemana kita?" Ajaknya sambil meraih tanganku
"Oke, kesana yuk, lewatin jembatan yang di bawahnya ada sungainya, kaka pasti belum tau." Raih tangannya saya perkuat dengan melangkahkan kaki bernjak pergi dari tempat itu.



Bersambung

Sabtu, 25 Juni 2011

Berawal dari Rumah sakit

Sekitar 6 tahun yang lalu, yup Zamannya SMP. Entah mengapa suka banget nongkrong ke tempat yang namanya Rumah Sakit. Dulu, nenek saya memang lagi seringnya bulak-balik rawat inap di rumah sakit. Lokasi sekolah saya yang gak begitu jauh dari rumah sakit, membuat saya senang yang namanya “Ngiplik” haha.

SMP 4 yang lokasinya di royal, yang dulu terkenal dengan anak-anak yang nongkrong di royal itu. Hah? Itu gak berlaku buat saya. Gak doyan royal, apalagi mesti berlama-lama di situ, mending pulang langsung istirahat deh. Pikiran anak SMP yang rada beda dengan teman sabayanya.

Ok, gak asing bangaet kalau tiba-tiba saya berbincang dengan salah satu teman akrab saya yang bernama Neneng.

Saya : “Neng, jalan-jalan yuk? Sambil belajar.”

Neneng : “Yuk, kemana?”

Saya : “Rumah sakit neng, disana kan sepi jadi asyik bgt deh di jadiin tempat belajar, duduk2 di koridor itu kan bisa.”

Neneng : “Rumah sakit lagi?”

Haha, lucu banget deh denger respon dia yang begitu,

Walaupun gitu, tapi tetep aja dia mau nemenin saya dengan cara “Ngiplik kita”. Uyeeeeee :D

Sampe disana nih, dia mandangin ni muka saya sambil geleng-geleng kepala,

Trus nyeloteh : “Seneng bangat ya kamu belajar di rumah sakit. Ckck. Orang yang aneh, ngajak jalan-jalan meh kemana gitu, lah ini ke rumah sakit.”

Hahahaha

Entahlah, kenapa saya sampai begitu senangnya,

Melihat banyak orang yang berkumpul dengan keluarganya,

Melihat bayi, balita, anak kecil, abg, orang dewasa, nenek kakek,

Yang gak pandang usia tersedia disana.,

Suka memandang mereka yang sakit,

Di dorong dengan kursi rodanya, ada juga yang di dorong dengan kasur rodanya.

Bahkan gak jarang ngedorong itu kasur roda dengan tergesa-gesa dengan pasang muka panik luar biasa, mungkin karena melihat keluarga yang didorongnya itu mengeluarkan cairan merah, merah, dan merah. BERDARAH-DARAH.

Aku jadi pengamat baik rupanya di tempat itu,

Dengan segala hiruk pikuk orang-orang berjalan yang hendak menjenguk,

Tak hentinya aku menoleh kesana sini apa-apa yang ingin aku ketahui.

Yang jelas, sesudahnya dari apa yang saya lihat adalah, harus bertambah Syukrnya saya.

“ya, saya harus jadi orang yang pintar dalam bersyukur buat tiap nikmat yang diberikan Allah kepada saya”.

Sehat itu mahal,

Bersyukur itu berkah

Perjalanan ini yang mengawali bahwa sayaaaaaaaaaaaaa.

Yup, nanti kita bertemu lagi dengan kisah berikutnya yaa :)

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Senin, 06 Juni 2011

Satu April

"satu April yaa dibuat plakat, Adek Tercantiknya aku"

Kata-kata yang masih terekam, dan ketika tiba waktunya. Tidak ada wujud itu, padahal aku sangat berharap. haha tak apa laaaah :)

ada dia sudah terwakilkan rasanyaaa, tapi tiba waktunya pun dia tidak ada,
yang ada hanya gerimis syahdu. dan .. gerimmis itu jadi saksi bahwa aku sangat ridu kala itu.